JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memastikan, Kementerian Luar Negeri akan menginformasikan semua perkembangan terkait 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf kepada keluarga korban.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi keluarga korban anak buah Kapal tugboat Charles 001 yang pada hari ini mendatangi Kementerian Luar Negeri untuk meminta informasi terkait keluarga mereka yang telah disandera selama lebih dari satu bulan.
"Kami sudah lakukan komunikasi terus menerus dengan pihak keluarga juga. jika ada perkembangan akan kita infokan karena itu protap yang kita miliki," kata Retno, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Retno juga memastikan bahwa upaya pembebasan sandera tidak pernah surut.
Komunikasi dengan pihak Filipina terus dilakukan.
Retno mengaku, pihaknya terakhir melakukan komunikasi dengan pihak Filipina pada Minggu (31/7/2016) kemarin.
Menurut dia, 10 WNI yang disandera masih dalam keadaan baik dan sehat.
"Sejauh informasi yang saya peroleh, ya (10 sandera dalam kondisi baik)," ujar Retno.
Keluarga korban penyanderaan Kapal tugboat Charles 001 mendatangi Kementerian Luar Negeri, Senin (1/8/2016).
Mereka meminta informasi kepada pemerintah soal upaya pembebasan 7 ABK yang disandera oleh Kelompok bersenjata Abu Sayyaf pada 21 Juni 2016 di perairan Filipina.
Kedatangan mereka ke Kemenlu berawal dari keinginan salah satu keluarga, Dian Megawati Ahmad.
Dian adalah istri dari ABK bernama Ismail.
Keluarga sandera didampingi Aggota Komisi I Charles Honoris dan Irine Yusiana Riba Putri.
Selain 7 ABK di Kapal Charles, saat ini ada juga 3 ABK WNI di Kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim yang disandera Abu Sayyaf sejak 9 Juli dan belum dibebaskan.