JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham membantah jika partainya ditawari kursi menteri oleh Presiden Joko Widodo.
Begitu pula mengenai perbincangan jumlah jatah kursi menteri, kata Idrus, tak pernah dilakukan Golkar dengan Presiden.
"Kami tidak pernah bicara masalah kursi apalagi jumlah. Jangankan bicara empat, lima, enam kursi, Presiden tidak pernah minta nama. Karena (Jokowi) tidak pernah minta nama, maka tentu kita tidak menyodorkan," ujar Idrus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Informasi yang beredar mengenai jatah kursi menteri kabinet untuk Golkar juga telah dikonfirmasi Idrus kepada Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
Novanto, kata Idrus, menjelaskan bahwa hingga hari ini tidak ada pembicaraan mengenai kursi menteri apalagi ada nama-nama tertentu.
(baca: Ditanya soal Calon Menteri dari Golkar, Jokowi Terbatuk)
Novanto pada kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa Presiden tak pernah meminta nama kepada Golkar untuk dijadikan menteri.
Adapun mengenai pernyataan Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono yang mengatakan bahwa Novanto telah menyodorkan sejumlah nama kepada Jokowi dianggap Idrus sebagai kesalahan informasi.
"Tidak boleh katakan bohong atau tidak bohong. Tapi yang pasti saya konfirmasi ke Ketum bahwa pertemuan-pertemuan yang dilakukan Ketum dengan Presiden itu tidak ada tawar menawar menteri," tutur mantan Anggota DPR periode 2009-2014 itu.
Agung sebelumnya mengaku bahwa partainya sudah mengirimkan nama sejumlah calon menteri kepada Presiden.
Agung enggan menyebutkan nama-nama kader Golkar yang diserahkan ke Jokowi itu. Yang pasti, kata dia, penyerahan nama tersebut atas permintaan Jokowi.
"Nama-nama itu diserahkan setelah diminta oleh Presiden," tambah Agung.
(baca: Agung Laksono Harap Golkar Dapat Dua Kursi Menteri)
Agung berharap Presiden bisa segera memilih satu atau dua nama dari nama-nama yang sudah diberikan itu. Adapun mengenai pos menteri yang akan diberikan, ia menyerahkan sepenuhnya hal tersebut ke Jokowi.