Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi IX: Meski Profesi Dokter Tak Bisa Disalahkan, IDI Tetap Harus Evaluasi

Kompas.com - 18/07/2016, 20:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menyatakan dalam kasus peredaran vaksin palsu, profesi dokter memang tidak bisa disalahkan. Namun, bukan berarti para dokter tak mengevaluasi kinerja dan komitmennya selama ini.

Pernyataannya tersebut menanggapi pernyataan Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) yang menyatakan bahwa ada grand design yang menyudutkan profesi dokter dalam kasus vaksin palsu.

"Saya sepakat bahwa lebih banyak dokter yang baik, sehingga profesi memang tidak bisa disalahkan, namun bukan berarti tidak mengevaluasi diri," ujar Dede di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

Dede mengatakan sudah sepatutnya setiap pemangku kepentingan tidak menutupi kesalahan dan mencari pembenarannya masing-masing.

(Baca: IDI Sebut Dokter Hanya Korban Kasus Vaksin Palsu)

"Jadi saat ini semua pihak harus kooperatif, harus evaluasi, memang bisa jadi hanya oknum, tapi sampai ada dokter yang menerima gratifikasi dari distributor vaksin dan obat kan tandanya oknum ini tak patuh dengan etika profesi, ini yang harus dievaluasi," tutur Dede.

Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ilham Oetama Marsis menuding ada grand design yang menyudutkan profesi dokter dan rumah sakit Indonesia dalam kasus temuan vaksin palsu.

Meski begitu, dia tidak tahu siapa dan pihak mana yang membuat grand design tersebut.

"Kami juga bertanya. Sebaiknya kita cari bersama di balik aktor membuat grand design," kata Marsis di PB IDI, Jakarta, Senin (18/7/2016).

(Baca: IDI: Ada "Grand Design" Menyudutkan Dokter dan RS di Balik Temuan Vaksin Palsu)

 

Grand design ini, kata Ilham, mulai terjadi sejak 2013. Saat itu, mulai ada intervensi dari pemerintah terkait pelayanan pendidikan dan kedokteran di Indonesia.

Ilham menambahkan, dokter tak mungkin lagi "bermain" dalam era saat ini. Sebab, kata dia, Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2019. Pada tahun itu, 90 persen biaya rumah sakit akan ditanggung melalui sistem asuransi.

"Ada benang merah yang harus ditarik. Kalau tidak, waspada akan ada satu ketidakpercayaan masyarakat dengan dokter di Indonesia," ujar Ilham.

Kompas TV BPOM Akui Telah Lalai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com