Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djoko Setijowarno
Akademisi

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata

Mudik Lebaran, Menjadi Bangsa Pembelajar

Kompas.com - 12/07/2016, 15:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Hiruk pikuk mudik lebaran mulai mereda. "Tragedi" pintu keluar Tol Brebes Timur menjadi pelajaran berharga bagi pemimpin untuk menata kelola transportasi mudik lebaran tahun berikutnya, supaya kejadian yang sama tidak terulang lagi, walaupun nantinya semua jaringan jalan tol di Pulau Jawa akan terhubungkan—yang ditargetkan pada akhir 2018 dapat terwujud.

Propaganda yang menyebutkan jalan tol akan membuat pemudik lancar tidak terulang. Terlebih lagi, pemudik yang ke selatan Pulau Jawa juga ingin menikmati sensasi layanan jalan tol tersebut. Padahal, jika melewati jalur selatan cukup lancar dan tidak butuh waktu lebih dari 15 jam sudah tiba di kampung halaman.

Pertambahan jaringan jalan tol tidak akan dapat mengimbangi pertumbuhan keinginan menggunakan kendaraan pribadi saat mudik lebaran. Belum lagi nantinya akan terjadi kenaikan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan ini sudah dapat dibuktikan dengan peningkatan hingga 250 persen saat terjadi kemacetan panjang di jalan tol.

Ditambah lagi, selama di kampung halaman, jalan-jalan akan dipadati kendaraan pribadi yang bersilaturahmi dan berwisata. Kemacetan dan kepadatan lalu lintas beralih ke daerah.

Percepatan pembangunan Tol Trans-Jawa dapat diteruskan dan dipercepat, tapi tidak menjamin arus mudik akan semakin lancar. Namun, yang jelas penjualan kendaraan roda empat kian pesat.

Kepemilikan mobil ini sudah terbukti semakin meningkat setiap tahun, mesti secara total kepemilikan kendaraan di Indonesia terhadap jumlah penduduk masih lebih rendah dibanding negara lain.

Masalahnya, sebagian besar kepemilikan itu ada di Pulau Jawa dan di kawasan perkotaan seperti Jabodetabek, yang ekonomi warganya relatif lebih baik dibanding daerah lain di Indonesia.

Terjadinya kemacetan yang berkepanjangan ketika mudik lebaran lalu, tidak dapat ditimpakan kesalahannya pada Kementerian Perhubungan. Kejadian ini adalah akumulasi kesalahan selama ini dalam mengelola transportasi nasional, regional, dan lokal.

Tampaknya, banyak orang masih selalu beranggapan jika prasarana jalan disediakan maka urusan kemacetan pasti beres. Faktanya, makin bertambah prasarana jalan justru makin sering dan lekas terjadi kemacetan.

Apa kabar transportasi umum?

Memburu layanan transportasi umum yang humanis baru sebatas wacana. Hampir semua kementerian atau setingkatnya seharusnya punya andil dalam menyediakan transportasi umum yang sehat.

Bappenas, Kepolisian, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerisan Pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Desa dan Transmigrasi, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, Kementerian PPA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Ristek dan Dikti, adalah sederet instansi pemerintah yang harus duduk bersama mendiskusikan agar terwujud transportasi umum yang sehat.

Presiden-lah yang harus mengkoordinasikan ini. Kementerian Perhubungan hanya bertugas mengurus dan mengeluarkan regulasi serta pengawasan terbentuknya transportasi yang berkelanjutan, serta menyiapkan sarana dan prasarana transportasi selain jalan raya.

Sementara itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri semestinya tidak sekadar melakukan rekayasa lalu lintas berupa buka tutup dan pengaturan arus berlawanan (contra flow). Seharusnya, mengendalikan volume kendaraan sebesar mudik lebaran butuh pula simulasi dan prediksi sedini mungkin.

Semua hasil simulasi dan prediksi dapat ditampilkan di layar monitor yang dapat disebar ke semua pintu masuk dan keluar tol. Sudah waktunya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com