Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Anggota Polisi Paling Banyak Lakukan Penyiksaan

Kompas.com - 25/06/2016, 18:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat adanya peningkatan signifikan dalam kasus penyiksaan di Indonesia, dari sebelumnya sekitar 90 kasus menjadi 134 kasus.

Staf Divisi Hak Sipil Politik Kontras, Satrio Wirataru mengatakan, dari penelitian yang dilakukan Kontras, mayoritas pelakunya merupakan petugas kepolisian.

"Pelaku penyiksaan masih didominasi Polri. Dari 134 kasus, 91 tindakan penyiksaan dan perbuatan tidak manusiawi dilakukan polisi," ujar Satrio dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Hasil tersebut didapat Kontras dari hasil pemantauan melalui pemberitaan media periode Mei 2015-Mei 2016. Sebanyak 134 kasus itu melibatkan 260 korban yang mayoritas berusia 15-25 tahun.

Sementara di urutan kedua pelaku penyiksaan paling banyak yakni anggota TNI dengan 24 tindakan dan petugas lembaga pemasyarakatan sebanyak 19 tindakan.

Menurut Satrio, umumnya tindak penyiksaan ini terjadi di daerah yang padat penduduk dan banyak disorot oleh media seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Tindakan oleh polisi ini kebanyakan terjadi pada tingkatan polsek dan polres, di wilayah Indonesia," kata Satrio.

Dari hasil pemantauan media juga, didapati sebanyak 66 persen penyiksaan dilakukan di sel tahanan dan peristiwa terjadi saat dilakukan pemeriksaan. Sementara sisanya dilakukan di tempat publik, rumah korban, dan juga kantor.

"Ini menunjukkan watak kekerasan dan brutalisme aparat masih tinggi dalam mengelola dinamika penyidikan," kata Satrio.

Satrio mengatakan, salah satu kasus yang menonjol adalah kasus terduga teroris asal Klaten, Siyono. Siyono tewas di dalam mobil karena melawan anggota Densus 88 yang mengawalnya. Bahkan, ada upaya dari kepolisian agar keluarga tidak memperkarakan kematian Siyono.

"Berusaha mengiming-imingi keluarga korban dengan uang agar tidak teruskan kasus. Ada juga pembunuhan karakter Siyono, setelah meninggal dibuat profil dia jenderal kelompok teroris," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com