Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Tito Karnavian, DPR Harus Klarifikasi Rekam Jejak, Bukan Cuma Wawancara

Kompas.com - 16/06/2016, 20:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pusat Kajian Keamanan, Migrasi dan Perbatasan (PK2MP) Mufti Makaarim mengatakan, DPR harus serius menggali rekam jejak calon tunggal Kapolri, Komjen Tito Karnavian, dalam uji kelayakan dan kepatutan yang akan dilakukan pekan depan.

Tito diajukan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri pada Rabu (15/6/2016) kemarin.

DPR, kata Mufti, harus menggali tak hanya prestasi, tetapi juga catatan buruknya.

"Fit and proper test di DPR lebih kayak wawancara kerja. Masih pada profiling. Mestinya ada proses klarifikasi. 'Menurut data kami, Saudara pernah begini'," ujar Mufti, dalam diskusi di Kantor Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Mufti mengatakan, DPR juga harus berinisiatif menampung masukan dari masyarakat mengenai rekam jejak Tito.

Jika ada catatan buruk selama bekerja di kepolisian, hal itu bisa diklarifikasi saat uji kelayakan dan kepatutan di DPR.

Misalnya, kata dia, masyarakat mengecam tindakan Tito yang menertibkan demonstrasi di Papua selama menjadi Kapolda di sana.

Atau dugaan kriminalisasi terhadap aktivis Lembaga Bantuan Hukum semasa menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Nanti itu akan jadi bahan fit and proper test. Kalau skornya tidak meyakinkan untuk diteruskan, maka bisa jadi dasar meminta presiden untuk ajukan kandidat baru," kata Mufti.

Dengan cara ini, menurut dia, publik berhak diberi ruang untuk menilai calon Kapolri.

Hal ini penting dilakukan karena Polri adalah institusi pelayan masyarakat dan menjamin keadilan hukum di Indonesia.

"Kalau jadi Kapolda trennya represif jangan sampai jadi Kapolri represif juga. Jangan sampai tidak ada korelasi akademik cemerlang dengan behavior yang kontradiktif dengan gagasan polisi," kata Mufti.

Kompas TV DPR Mulai Proses Pencalonan Tito
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com