Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Minta KPK Awasi Proyek Listrik 35.000 MW

Kompas.com - 30/05/2016, 16:54 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Sofyan Basir meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ikut mengawasi proyek listrik 35.000 Mega Watt.

Hal itu diungkapkan Sofyan saat berkunjung ke Gedung KPK, Jakarta, Senin (30/5/2016).

"Kalau perlu diawasi, kalau perlu kami minta dikawal," ujar Sofyan di Gedung KPK, Jakarta.

Selain terkait proyek 35.000 MW, Sofyan juga berbicara mengenai pembangunan 46.000 kilometer transmisi listrik. Pembangunan transmisi ini ditargetkan selesai sebelum proyek pembangkit listrik rampung.

Menurut Sofyan, PLN berusaha memberi penjelasan kepada KPK mengenai berbagai rencana kerja pembangunan pembangkit listrik. Hal itu mencakup sistem pengamanan, kendala yang dihadapi dan cara penyelesaiannya.

Sofyan mengakui, PLN menghadapi beberapa kendala dalam menjalankan proyek. Misalnya, saat terjadi pembebasan lahan yang menimbulkan selisih harga.

"Misalnya, kami harus beli dengan harga lebih mahal dari masyarakat, nah itu kan harus dikawal oleh aparat penegak hukum. Itu yang kami maksud," kata Sofyan.

PT PLN Persero saat ini tengah mempercepat realisasi program 35.000 MW. Ada pun, rencana yang telah disusun PLN dalam kurun waktu lima tahun mendatang, yakni akan membangun 109 pembangkit.

Dari jumlah itu, 35 proyek pembangkit dibangun oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.

Hingga saat ini, dari total 35.000 MW target pemerintah, sebanyak 12.226 MW masih dalam tahap perencanaan dan 8.377 MW masih dalam tahap pengadaan. PLN juga telah melakukan penandatanganan kontrak jual beli.

Kompas TV 2 Bulan Ini Nias Gelap Gulita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com