JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lingkar Survey Indonesia (LSI) Ardian Sopa menilai, hasil sidang paripurna Munaslub Golkar yang memutuskan bahwa Partai Golkar keluar dari KMP adalah keputusan tepat.
"Keputusan Golkar menjadi bagian dari pemerintah adalah keputusan tepat dari pada tetap berada di oposisi," ujar Ardian di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, (18/5/2016).
Menurut Ardian, sejak awal kemunculan dan perjalanannya, Partai Golkar selalu mendukung pemerintah. Keputusan menjadi oposisi setelah pemilu 2014 justru menimbulkan konflik internal.
"Karena di dalamnya sendiri masih banyak orang-orang yang ingin mendukung pemerintah," kata Ardian.
(Baca: Resmi, Golkar Nyatakan Keluar dari KMP)
Selain di internal partai, kata Ardian, masyarakat dan para simpatisan juga menginginkan hal serupa.
"Maka dari itu, kalau Golkar mengingkari hal ini, maka terjadi hal seperti sekarang, yakni konflik dan turunnya (perolehan) suara karena bertentangan di dalam partai kemudian bertentangan dengan logika publik yang ingin golkar berada di dalam pemerintah," tutur Ardian.
Golkar sebelumnya memutuskan keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi bentukan pada masa Pemilihan Presiden 2014. Keputusan itu diambil saat sidang paripurna Munaslub Golkar, Senin (16/5/2016) malam.
(Baca: Jika Golkar Diberi Kursi Menteri, Hanura Minta Sudirman dan Rizal Ramli Dicopot)
"Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan Munas Partai Golkar tentang posisi Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih," kata Sekretaris Pimpinan Sidang Munaslub, Siti Aisyah.
Reposisi Golkar di dalam KMP dilakukan seiring dukungan partai berlambang pohon beringin itu kepada pemerintah. Secara tegas, sikap itu sebelumnya telah disampaikan saat Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar awal tahun ini.