JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan bahwa saat ini Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) sedang mempelajari kasus kematian seorang suporter klub bola Persija yang diduga dianiaya oleh anggota polisi pada Minggu (15/5/2016).
Polda Metro Jaya juga melakukan penelusuran ke rumah sakit tempat korban yang bernama Muhammad Fahreza (16) itu sempat dirawat untuk mempelajari jenis lukanya.
"Kasus itu sedang dipelajari karena saksi yang ada bukan saksi yang melihat tapi saksi yang hanya mendengar pengakuan dari korban sebelum meninggal dunia," ujar Boy Rafli saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2016).
Boy Rafli menjelaskan, saat ini Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri sedang melakukan penelusuran terhadap petugas yang saat itu melakukan pengamanan di sekitar pintu masuk stadion Gelora Bung Karno ketika kerusuhan terjadi.
Propam juga melakukan penelusuran di tempat kejadian perkara guna mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.
"Tahapnya masih penyelidikan yang berkaitan dengan peristiwa yang di GBK. Propam ikut turun tangan karena melibatkan anggota kepolisian. karena kalau mau dilanjutkan harus didukung dengan alat bukti," ucap Boy.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, sebelumnya mendesak Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mengusut kematian Fahreza.
"Jika benar pengakuan kakak korban, hal ini tentu sangat disayangkan. Polri yang membawa misi sebagai pengayom masyarakat justru bertindak brutal di lapangan dan cenderung menjadi algojo," ujar Neta ketika dihubungi, Senin (16/5/2016).
Neta mengatakan, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Propam) harus segera turun tangan mengusut tuntas kasus ini . Dengan demikian, polisi-polisi yang cenderung brutal dan menjadi algojo tidak menjadi momok masyarakat.
Apalagi, kata Neta, akhir-akhir ini Polri terlibat langsung dalam melakukan pengamanan penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
"Tentunya Polri harus bisa menjamin keamanan penonton, baik jaminan keamanan dari sikap brutal suporter maupun sikap brutal dari polisi sendiri," kata Neta.
Menurut kakak korban, Sholeh, kejadian berawal saat Fahreza hendak masuk ke stadion bersama kakaknya yang nomor dua, Suyatna. Saat sampai di stadion, Yatna dan Fahreza tidak kebagian tiket.
Lalu, kerusuhan terjadi antara suporter Persija dan petugas keamanan. Saat rusuh, Yatna yang terpisah dengan Fahreza melihat adiknya itu dipukul petugas berseragam polisi.
"Dipukul pakai bambu di bagian punggung dan kepala," kata Sholeh.
Sholeh mendapat kabar pada sekitar pukul 21.00 WIB dan segera bergegas menuju stadion.
Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Andika, lalu dirujuk ke RS Zahira, dan akhirnya menjalani perawatan intensif selama dua hari di Rumah Sakit Marinir Cilandak.
Fahreza yang mengalami koma, sempat sadar. Ia muntah-muntah, dan tak lama meninggal dunia. Korban diketahui mengalami luka parah pada bagian kepala akibat pukulan benda tumpul.