JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar demisioner Akbar Tandjung mengku tak terkejut saat Ade Komarudin memutuskan mundur dari pemilihan Ketua Umum Partai Golkar putaran kedua.
Menurut Akbar, dari hasil pemungutan suara pada putaran pertama, Ade sudah tidak mempunyai kans untuk menang.
Novanto mendapatkan 277 suara, sementara Ade Komarudin hanya meraih 173 suara.
"Perbedaannya cukup jauh. Secara matematis politiknya, peluangnya tidak begitu kondusif untuk terus bertarung," kata Akbar, seusai pemilihan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5/2016).
Apalagi, lanjut Akbar, Setya Novanto sudah berkoalisi dengan Azis Syamsuddin.
Pada putaran pertama, Azis berada di urutan ketiga dengan mendapatkan 48 suara.
Jika Ade terus melawan dan kalah, Akbar menilai, bisa saja posisinya sebagai Ketua DPR saat ini terancam digantikan oleh Azis.
Penentuan posisi Ketua DPR memang sepenuhnya merupakan kewenangan DPP Golkar.
"Itu bisa saja terjadi. Saya mendengar beberapa hari lalu Novanto berkoalisi dengan Azis. Dari situ saja kita bisa ambil kesimpulan," ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Akbar mengapresiasi sikap Ade yang rela mengalah demi kepentingan yang lebih besar.
Dia menyarankan Ade agar fokus pada tugasnya memimpin DPR.
"Lebih baik fokus di DPR membenahi legislasi yang saat ini belum optimal," kata Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.