Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABK Kapal Tunda Henry: Setiap Hari, Kami Ditunjukkan Video Tawanan Dipenggal

Kompas.com - 13/05/2016, 19:38 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dede Irfan Halim, salah satu dari empat anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia atau WNI kapal tunda Henry, mengaku ditawan di hutan setiap hari oleh pihak penyandera.

Mereka pun sempat diintimidasi di sana dengan diberi tontonan video-video pemenggalan tawanan yang pernah ditahan.

"Pas kami disandera itu kami ditempatkan di hutan di gunung. Kami enggak ketemu warga sana. Kami cuma ketemu hutan, pohon-pohon," ujar Dede, di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jumat (13/5/2016).

Dede menceritakan, perompakan terjadi pada 15 April lalu sekitar pukul 18.30 Wita di perairan Filipina. 

Saat itu, ada lima pria bercadar dengan pakaian loreng-loreng yang membawa senjata api mendekati kapal tunda Henry. Mereka menggunakan kapal kecil yang juga berwarna loreng-loreng seperti tentara.

(Baca: Empat WNI yang Dibebaskan Abu Sayyaf Dipastikan dalam Kondisi Prima)

Dede mengaku, sepuluh ABK sempat melakukan perlawanan dengan perlengkapan seadanya. Namun, Dede mengatakan, kesepuluh ABK akhirnya menyerah karena sudah ada satu rekannya yang tertembak.

Intimidasi pun kerap kali dilakukan oleh para perompak. Video penggorokan leher setiap hari dipertontonkan kepada mereka.

"Kalau misalkan rakyat Indonesia enggak memperjuangkan kalian, kalian akan begini (sambil menunjukkan video). Jadi, setiap hari, mereka nunjukin video ke kami. Kami takut. Bukan takut ditembak. Kami takut dipotong lehernya kayak orang-orang di video itu," ujar dia.

(Baca: Semua WNI Berhasil Dibebaskan, TNI Masih Bersiaga di Tarakan)

Keempat ABK kapal tunda Henry ini disandera kelompok Abu Sayyaf saat berlayar menarik tongkang Christy kembali ke Tarakan, Kalimantan Utara, dari Cebu, Filipina. Pembajakan terjadi di perairan timur bagian Sabah, Malaysia, Jumat (15/4/2016).

Saat dibajak, lima ABK lainnya, yakni Sembara Oktavian, Leonard Bastian, Rohaidi, Royke F Montolalu, dan Yohanis Serang, dapat menyelamatkan diri.

(Baca: Ini Kronologi Penjemputan 4 WNI)

Sementara itu, satu orang, yakni Lambas Simanungkalit (43), sempat tertembak oleh kelompok penyandera, tetapi dapat diselamatkan.

Mereka bersembunyi setelah Yohanis Serang, ABK warga Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, curiga melihat kapal cepat dengan penumpang menenteng senjata api melaju kencang ke arah kapal tunda Henry.

Mereka kemudian diselamatkan Angkatan Laut Malaysia. Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 juga sudah dibebaskan pada Minggu (1/5/2016).

Kompas TV Menlu Sambut 4 WNI yang Bebas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com