Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Bukan Gaji, Apa yang Dicari Pilot Asing di Indonesia?

Kompas.com - 10/05/2016, 14:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Pagi hari kemarin tanggal 9 Mei 2016, saya diminta memberikan pembekalan kepada lebih kurang 50 orang student pilot yang akan diwisuda minggu depan di Bandung. Betapa bangganya melihat anak-anak Indonesia usia remaja yang begitu bersemangat menghadapi tantangan global dengan mencoba berprestasi sebagai pilot Indonesia.

Sudah menjadi rahasia umum, 10 tahun bekakangan ini, Indonesia kekurangan pilot. Itu antara lain yang merangsang cukup banyak orang melihat peluang bisnis dalam mengelola sebuah “Flying School”.

Konon, sampai saat ini sudah terdapat tidak kurang dari 20 Flying School di Indonesia, di luar miliki pemerintah (Kementrian Perhubungan) di Curug dan Banyuwangi.

Hebat, sekolah pilot tumbuh subur, namun penyaluran para lulusannya tidak tertampung dengan baik dalam satu sistem baku untuk mengisi kekurangan tenaga pilot di maskapai-maskapai penerbangan nasional.

Dari segi keterampilan, anak-anak Indonesia sebenarnya memiliki keistimewaan termasuk dalam menerbangkan pesawat terbang. Di samping itu, cukup banyak anak-anak muda yang menaruh minat menjadi pilot.

Sayangnya, sekali lagi sangat disayangkan belum ada satu perencanaan yang matang dalam mengelola sumber daya manusia penerbangan terutama pilot dalam kaitannya dengan pertumbuhan penumpang pengguna jasa angkutan udara yang cukup pesat di tanah air tercinta belakangan ini.

Banjir pilot asing

Animo yang begitu besar tidak dapat tertampung di sekolah pemerintah, sementara sekolah swasta biayanya amat sangat mahal. Inilah cikal bakal penyebab semakin banyaknya pilot asing berdatangan ke Indonesia mencari nafkah.

Yang sangat disayangkan lagi adalah belum ada regulasi yang mengatur keberadaan pilot asing di Indonesia dalam hubungannya dengan upaya melindungi eksistensi pilot pribumi.

Pilot asing mulai membanjiri Indonesia sejak tahun 2007. Keberadaan pilot asing kerap memberikan kekeliruan persepsi dari sementara orang yang beranggapan bahwa hal tersebut adalah sangat positif agar pilot kita dapat juga belajar dari pilot asing.

Agak keliru karena pada kenyataanya pilot asing yang masuk ke Indonesia pada umumnya adalah pilot-pilot yang masih bau kencur alias anak kemarin sore dengan jam terbang minim.

Justru mereka menggunakan kesempatan emas di Indonesia untuk memperoleh jam terbang yang cukup untuk kemudian pulang menjadi pilot senior di negaranya sendiri atau negara lain. Indonesia adalah surganya pilot hijau dari luar negeri karena mudah mendapatkan kesempatan terbang dibanding di negeri mereka sendiri.

Mereka tidak begitu mementingkan berapa dibayar, karena targetnya adalah memperoleh jam terbang yang cukup untuk bisa bekerja di negara lain.

Berbeda dengan pilot Indonesia yang bekerja di luar negeri yang hanya akan dapat memperoleh “provisional license” (jika keluar dari maskapai tempat bekerja tidak bisa otomatis pindah ke maskapai lainnya di negeri itu).

Sementara pilot asing di Indonesia langsung mendapatkan “fixed license”, yang memungkinkan mereka untuk berpindah dengan mudah dari satu maskapai ke maskapai lainnya di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com