Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Diminta Lebih Transparan kepada Publik soal Pengelolaan Keuangan

Kompas.com - 10/05/2016, 10:03 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Politik Anggaran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Gurnadi Ridwan mengatakan, partai politik diyakini akan menetapkan "mahar" bagi kandidat yang akan diusungnya pada pilkada serentak 2017.

Biaya politik tinggi dinilai karena partai politik tak pernah transparan dan akuntabel dalam pengelolaan laporan keuangan. 

Menurut Gurnadi, jika hal ini dibiarkan, partai politik tak akan berkontribusi bagi kesejahteraan rakyat melalui kaderisasi kepemimpinan yang baik dan tanpa uang.

Ia merekomendasikan agar parpol ke depannya lebih transparan dan akuntabel terhadap masyarakat.

"Terutama terkait dana bantuan keuangan dari APBN dan pihak ketiga (pengusaha dan swasta)," ujar Gurnadi, melalui keterangan tertulis, Selasa (10/5/2016).

FITRA telah meminta laporan keuangan parpol kepada 10 DPP parpol peserta Pemilu 2014, 10 DPD parpol di DKI Jakarta, Kesbangpol Kemendagri dan Pemprov DKI Jakarta.

Tujuannya, kata Gurnadi, supaya masyarakat dapat mengetahui sejauh mana partai tersebut mempertanggungjawabkan keuangan yang berasal dari pajak rakyat.

Permintaan tersebut, menurut dia, sesuai dengan Pasal 15 huruf (d) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di mana pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan informasi publik yang harus disediakan oleh partai politik.

Tranparansi dan Akuntabilitas adalah kewajiban parpol. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Partai Politik Nomor 2 tahun 2011 pasal 34a yang menyatakan partai politik wajib menyampaikan hasil audit penerimaan dan pengeluaran partai politik yang bersumber dari APBN.

"Jika permintaan informasi kami tidak ditanggapi selama 14 hari kerja, maka FITRA akan mengajukan keberatan dan langsung menggugat ke Komisi Informasi Pusat (KIP)," kata dia.

Hal ini telah dilakukan FITRA pada 2011 dan 2013. Hasilnya, informasi laporan keuangan parpol sulit didapatkan.

"Untuk itu, saat ini kami menguji urgensi, apakah pada periode setelah pemilu 2014 ini partai politik masih tertutup dan tidak transparan?" ujar Gurnadi.

"Jawabannya akan sesuai waktu yang dibutuhkan dalam proses ini yaitu sekitar tiga bulanan," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com