Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Anggota Santoso yang Ditembak Berasal dari Suku Uighur

Kompas.com - 26/04/2016, 16:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Satuan Tugas Operasi Tinombala Leo Bona Lubis mengatakan, satu anggota kelompok Santoso yang ditembak pada Minggu (24/4/2016) lalu dari Suku Uighur.

Diketahui, warga negara asing juga bergabung dalam kelompok Santoso, termasuk dari Suku Uighur.

"Betul, namanya Mustafa Genc (MG) alias Mushab," ujar Leo saat dihubungi, Selasa (26/4/2016).

Saat itu, MG bersama rombongannya yang terdiri atas lima orang melintas di permukiman warga. Karena tingkah mereka mencurigakan, seorang anggota satgas menanyakan tujuannya. Tiba-tiba, orang Uighur itu mengacungkan parang ke petugas.

(Baca: Polri: Anggota Kelompok Santoso Ditembak karena Menyerang dengan Parang)

"Disuruh berhenti, dia ambil parang mau bacok anggota, ya kami tembak," kata Leo.

Sementara itu, empat anggota lainnya kabur ke dalam hutan lebat. Leo memperkirakan, enam anak buah Santoso adalah orang Uighur. Empat di antaranya sudah ditangkap, dan satu orang tewas. Sementara itu, satu orang lagi masih dalam pengejaran.

"Anggota (Santoso) tinggal 25 orang sekarang," kata Leo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto mengatakan, dari lokasi kejadian, satgas menemukan barang bukti berupa satu bom lontong, satu parang, dan satu tas berisi perbekalan anggota kelompok.

(Baca: Polisi Pastikan Korban Tewas Baku Tembak adalah Anggota Kelompok Santoso)

Setelah itu, anggota kelompok Santoso yang tewas langsung dibawa ke RS Bhayangkara Palu dan dalam proses identifikasi.

Agus mengatakan, satgas di lapangan terpaksa melumpuhkan anggota kelompok Santoso tersebut sebagai bentuk perlindungan diri.

"Apabila pada situasi tersebut tidak memungkinkan, kita dapat melakukan tindakan tegas yang memang dalam SOP kita lakukan. Upaya penegakan hukum melumpuhkan, apabila membahayakan, kita bisa lakukan tindakan tegas walaupun tetap terukur," kata Agus.

Kompas TV Teroris Poso yang Tewas Membawa Bom
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com