Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Harap "Tax Amnesty" Tak Disandera Untuk Perpustakaan DPR

Kompas.com - 04/04/2016, 21:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan berharap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa segera merampungkan pembahasan rancangan undang-undang pengampunan pajak atau tax amnesty paling lambat akhir bulan ini.

Dia berharap RUU yang dibutuhkan pemerintah untuk menggenjot pendapatan dari pajak ini tidak disandera sebagai jaminan dibangunnya gedung baru dan perpustakaan DPR.

"Tax amnesty saya berharap tetap jalan. Saya berkomunikasi dengan baik dan intens dengan mereka. Mestinya enggak ada masalah," kata Luhut saat berkunjung ke Kantor Kompas TV, di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Luhut mengatakan, tax amnesty bisa mendatangkan pemasukan tambahan dari pajak hingga Rp 70 Triliun per tahun. Dia mengakui jumlah itu tak terlalu besar.

Namun yang terpenting, dengan tax amnesty itu juga, pemerintah bisa memiliki data yang lebih lengkap mengenai data wajib pajak.

"Kan kelas menengah kita 45 juta orang. Masa di luar PNS, TNI dan Polri yang bayar pajak cuma 940.000an orang," kata dia.

Terkait pembangunan perpustakaan sendiri, kata Luhut, pemerintah akan mendukung apabila memiliki dana yang cukup. Namun, pemerintah tidak bisa memaksa jika dana yang ada memang terbatas.

"Tergantung duit kita. Kalau enggak ada duit. Presiden itu dia dengerin semua orang, tapi kalau di logika dia enggak masuk, ya enggak masuk saja," ucap Luhut.

Ketua DPR Ade Komarudin sebelumnya kembali menegaskan bahwa pemerintah pasti akan menyetujui pembangunan gedung untuk perpustakaan dan ruang kerja anggota DPR.

Ia optimistis akan ada cukup dana apabila Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty usulan pemerintah bisa segera dirampungkan oleh DPR.

Jika Tax Amnesty gagal disahkan, maka Ade mempersilahkan pemerintah memotong atau bahkan menarik dana pembangunan gedung sebesar Rp 570 Miliar yang sudah ada dalam anggaran pendapatan dan belanja negara 2016.

"Ya, potong saja. Kalau tax amnesty enggak jalan, pasti semuanya juga dipotong. Akan banyak korban. Makanya itu tidak boleh terjadi," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com