Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Jika Naik Pesawat, Mengapa Saya Harus Duduk di Belakang?

Kompas.com - 20/03/2016, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho


Satu ketika ada seorang teman bertanya, mengapa saya harus duduk di belakang saat naik kepesawat terbang dari sebuah maskapai yang kebetulan sangat tenar dengan image yang kurang bagus, yaitu sering mengalami keterlambatan dan bahkan juga kecelakaan.

Pilihan tersebut tidak lain dan sulit dihindarkan karena maskapai penerbangan tersebut berbiaya murah. Rasa khawatir itulah yang menyebabkan teman saya itu bertanya-tanya lantaran bersama belasan penumpang lainnya diarahkan awak kabin duduk di bagian belakang pesawat.

Agak aneh baginya, karena tempat duduk di jajaran depan dibiarkan atau lebih tepat sengaja dikosongkan. Maskapai penerbangan tersebut tidak mencantumkan nomor tempat duduk pada tiket sebagaimana maskapai penerbangan standar alias tidak berbiaya murah.

Agak sulit juga menerangkan dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Tidak ada informasi lainnya selain teman itu dan seluruh penumpang yang kebetulan hanya berjumlah belasan orang digiring pramugari berkelompok duduk semua di jajaran tempat duduk barisan belakang.

Pada prinsipnya, pesawat terbang penumpang memang memiliki keterbatasan dalam mengangkut sejumlah penumpang dan barang. Pesawat terbang, dalam melaksanakan penerbangan dari titik pemberangkatan menuju titik tujuan memerlukan bahan bakar yang jumlahnya sudah dihitung pada besaran yang dibutuhkan.

Berat kosong pesawat ditambah berat bahan-bakar yang diisi untuk rute tersebut, memberikan sisa berat dari kemampuan pesawat terbang itu untuk bisa terbang. Sisa berat inilah yang dapat digunakan pesawat untuk diisi penumpang dan atau barang.

Dengan demikian, berat maksimum pesawat untuk dapat terbang (MTOGW, Maximum Take Off Gross Weight) dikurangi berat kosong pesawat dengan peralatan dan bahan bakar yang diisi untuk rute tersebut (Aircraft Empty weight+fuel weight) adalah sama dengan jumlah berat penumpang dan atau barang yang dapat diangkut (Pay Load).

Pesawat terbang untuk dapat terbang dengan aman dan nyaman, memerlukan perhitungan akurat. Tidak hanya mengenai jumlah Pay Load saja, akan tetapi juga memerlukan pengaturan dari penempatan barang dan orang di dalam tubuh pesawat terbang itu.

Pada ruang bagasi, barang-barang (cargo) disusun sedemikian rupa pada posisi tertentu dan diikat dengan kuat agar tidak bergeser. Demikian pula penumpang diatur pada tempat duduk yang disediakan serta ditata pada posisi yang dihitung agar tidak merusak atau mengganggu keseimbangan pesawat.

Hal ini sangat diperlukan agar pesawat terbang dapat diterbangkan dengan aman dan nyaman terutama saat take off dan landing. Itu sebabnya antara lain, semua penumpang harus duduk di tempat duduknya masing-masing dan sekaligus mengenakan sabuk pengaman terutama saat yang kritikal yaitu take off dan landing.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai.

Pengaturan dari penempatan barang dan penumpang pada posisi tertentu di dalam pesawat bertujuan agar titik keseimbangan pesawat terbang berada pada posisi yang aman. Titik ini dikenal sebagai titik Central of Gravity atau CG.

Jumlah barang dan penumpang akan mempengaruhi posisi dari CG pesawat terbang. Untuk memposisikan titik CG berada pada tempat yang aman untuk terbang, maka disusunlah posisi barang dan penumpang pada tempat-tempat tertentu dengan perhitungan matang.

Proses perhitungan dari penempatan barang dan penumpang inilah yang akan menghasilkan di mana letak barang dan penumpang untuk ditempatkan. Harmonisasi dari peletakkan barang di ruang bagasi pesawat dan di mana penumpang akan diarahkan untuk duduk di kabin pesawat itulah yang akan menjadi panduan awak kabin menempatkan para penumpang duduk.

Bagi maskapai penerbangan yang standar dalam mengikuti pola aturan keselamatan penerbangan, kesemua itu disusun dan diselesaikan di bawah sebelum terbang. Pola penempatan itulah yang melahirkan nomor-nomor tempat duduk penumpang (tentu saja sesuai dan termasuk perhitungan dengan kelasnya masing-masing).

Bagi penerbangan berjarak pendek dan juga biasanya yang berbiaya murah tanpa tercantum nomor tempat duduk di tiket, awak kabin ditugaskan mengarahkan para penumpang di mana mereka duduk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com