Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejagung Sebut Ada Dua Keterangan Berbeda yang Diterima Panja Terkait Mobile 8

Kompas.com - 17/03/2016, 22:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Arminsyah mengatakan, pihaknya telah tiga kali mengikuti rapat di DPR bersama panitia kerja terkait kasus dugaan restitusi pajak PT Mobile 8.

Sejumlah pihak juga telah dipanggil oleh panja tersebut. Namun, menurut Arminsyah, panja mendapatkan dua keterangan berbeda dari Kejagung dan Ditjen Pajak.

"Informasi dari Dirjen (Pajak), salah satu transaksi yang kita maksud PT DNK itu ada menurut Dirjen. Menurut kami, itu ada transaksi palsu. Nah, ini penilaiannya beda-beda," ujar Arminsyah di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Kamis (17/3/2016).

Panja ini dibentuk untuk melihat kinerja Kejagung dalam menangani perkara Mobile 8. Di hadapan panja, Arminsyah mengeluarkan dugaan adanya transaksi palsu dari keterangan para saksi.

Dalam kasus ini, saksi menuturkan adanya pembelian fiktif oleh PT Mobile 8.

"Uang dikirim, PT DNK-nya seolah dibeli. Barangnya pun tidak ada," kata Arminsyah.

Sementara Ditjen Pajak menganggap transaksi itu benar adanya. Arminsyah mengatakan, secara pembukuan, transaksi itu memang ada. Namun, hanya di atas selembar kertas tanpa realisasi.

"Rekayasa jual belinya tetap ada, dan diakui oleh Direktur PT DNK-nya," kata Arminsyah.

Namun, saat ini penyidik masih mendalami sejauh mana transaksi fiktif itu berdampak pada korupsi. Satu hal yang diyakini Kejagung yaitu perkara ini menyebabkan kerugian negara.

"Kasus ini, berkali-kali saya bilang, ada unsur suap dan korupsi. Kalau tidak ada, kenapa saya sidik?" kata Arminsyah.

Komisi III memutuskan membentuk panja kasus Mobile 8 karena menduga ada unsur politis di balik kasus tersebut.

Panja kasus Mobile 8 ini langsung memanggil Dirjen Pajak serta sejumlah pakar hukum dan pencucian uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com