Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Rawan Stres karena Beban Tugas dan Tekanan Ekonomi

Kompas.com - 15/03/2016, 07:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Kepolisian RI Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, polisi rentan mengalami stress akibat beban pekerjaan.

Pernyataannya ini menanggapi kasus Brigadir Petrus Bakus yang membunuh dan memutilasi dua anak kandungnya.

Perbuatan ini diduga dilakukan Petrus karena berbagai tekanan yang dialaminya. 

Padahal, sebelum mengikuti pendidikan kepolisian, dilakukan pengecekan kesehatan secara mendalam mulai dari uji fisik hingga psikologi.

"Makanya saya katakan kalau tes psikolog banyak anggota yang stress karena beban tugas. Fenomena perceraian juga banyak," ujar Anton, Senin (14/3/2016).

Selain itu, faktor ekonomi juga memengaruhi kondisi kejiwaan seorang polisi.

Hal ini terjadi terutama pada petugas di tingkatan bawah gajinya terbatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sementara, beban pekerjaan menuntut mereka siaga 24 jam untuk melayani masyarakat.

Anton mengatakan, sebagai manusia, polisi juga memiliki keinginan yang tak terbatas, namun terbatas dari segi finansial.

Faktor ini menimbulkan tekanan yang membuat situasi kehidupan keluarga tidak nyaman.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Arthur Tampi memastikan bahwa tolak ukur tes kejiwaan oleh Polri sudah sesuai dan diakui standarnya oleh internasional.

Namun, ia mengakui adanya keterbatasan Polri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk kejiwaan, secara berkala.

Dari 500 ribuan anggota polisi, hanya 35 persennya yang mampu ditutupi Polri untuk pemeriksaan kesehatan berkala.

"Kita harap ke depan bisa ada pemeriksaan berkala untuk seluruhnya," kata Arthur.

Demi mencegah hal-hal tragis terjadi seperti kasus Petrus, Arthur meminta kepedulian lingkungan polisi untuk saling memoerhatikan gelagat rekannya. 

Para polisi diminta memerhatikan gejala gangguan kejiwaan dan perubahan perilaku antarsesama rekannya.

"Hal itu salah satu cara mendeteksi diri untuk melakukan pemeriksaan yang lebih baik. Dan diambil tindakan untuk mengobati kelainan dari kejiawaan," kata Arthur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com