Mekanisme ini pernah digunakan pada Pemilu 2009.
"Sebenarnya, contreng memakai pulpen kan pernah dilakukan pada Pemilu 2009. Kita evaluasi dengan pelaksanaan yang sekarang, kalau memang lebih efektif kami pertimbangkan," kata Husni, seusai menghadiri acara Bawaslu Awards 2016, di Balai Sarbini Jakarta, Senin (29/2/2016) malam.
Saat menyampaikan sambutan pada acara yang sama, Kalla mengatakan bahwa pemilu di Indonesia seperti praktik di zaman kuno karena mencoblos menggunakan paku.
"Dulu pernah sempat pakai pulpen, sekarang pakai paku lagi. Coba pertimbangkan kembali supaya lebih berbudaya," kata Kalla.
Ia juga mengimbau DPR agar tidak perlu mengubah undang-undang pada setiap penyelenggaraan pemilu.
Kalla berpendapat, akan lebih baik jika membuat peraturan yang efektif dan efisien dalam waktu yang lama.
"Jangan setiap pemilu, ubah undang-undang, mestinya tidak perlu, ini kepada anggota DPR," kata Kalla.
Selain Wapres Jusuf Kalla, acara penganugerahan Bawaslu Awards 2016 juga dihadiri Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.
Bawaslu Award 2016 diberikan kepada pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kelurahan, pengawas di tingkat tempat pemungutan suara (TPS), tokoh masyarakat, organisasi sosial, dan media sebagai bagian dari program pengawasan partisipatif masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.