Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (6/2/2016) dini hari.
Informasi awal menunjukkan, tiga warga negara Indonesia (WNI) tewas dalam peristiwa tersebut.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, hingga Senin (8/2/2016), tim dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei yang berada di lokasi telah melakukan koordinasi dengan pusat krisis dan melakukan pencarian ke 8 rumah sakit yang ada di sekitar lokasi gempa.
Menurut dia, tidak ada info mengenai WNI yang menjadi korban meninggal akibat gempa.
Meski demikian, menurut Iqbal, ada informasi bahwa 7 WNI mengalami luka ringan.
"Sebagian besar dari mereka (korban luka) bukan korban langsung, tetapi akibat kepanikan," ujar Iqbal melalui pesan singkat, Senin malam.
Wakil Kepala KDEI di Taipei, Siswadi, mengatakan, ketujuh WNI yang mengalami luka-luka tersebut saat ini telah kembali ke tempat tinggalnya, setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Hingga saat ini, proses pencarian korban dan evakuasi oleh tim SAR Taiwan terus berlangsung.
Tim KDEI di lapangan juga terus memantau proses tersebut.
Di kabupaten Tainan, yang menjadi pusat gempa, terdapat sekitar 16.000 WNI yang mayoritas bekerja di sektor manufaktur dan perawat orang jompo.
Selain Tainan, wilayah di selatan Taiwan yang terkena dampak gempa bumi terparah adalah kota Kaohsiung dan kabupaten Pingtung.
Di kedua daerah itu juga terdapat banyak pekerja asal Indonesia.
Dari tahun ke tahun, jumlah WNI di Taiwan terus bertambah dengan perincian 250.000 pekerja, 3.500 pelajar, dan 4.500 orang yang menikah dengan warga negara Taiwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.