Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Pendapatan Negara, Bareskrim Bantu Dirjen Pajak agar Lebih Gagah

Kompas.com - 05/02/2016, 16:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bareskrim Polri membantu Direktorat Jenderal Pajak dalam melaksanakan tugasnya. Tujuannya, untuk mengoptimalkan pendapatan negara dari sektor tersebut.

"Ini memang tugasnya Dirjen Pajak, tapi saat ini dibantu Polri. Orang pajak kan lebih gagah kalau minta bantuan kami. Karena yang punya kewenangan, upaya paksa, itu Polri," ujar Kepala Bareskrim Polri Komjen (Pol) Anang Iskandar saat berbincang dengan Kompas.com di ruang kerjanya di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Anang belum mau mengungkap bagaimana mekanisme bantuan Polri terhadap Dirjen Pajak tersebut. Dia hanya menyebut, polisi ada di belakang Dirjen Pajak dalam melaksanakan tugasnya.

Namun, meski sempat menyebutkan bahwa polisi memiliki kewenangan untuk melakukan upaya paksa, Anang ingin sebisa mungkin hal itu tidak perlu digunakan. (baca: Mengapa Kabareskrim Sekarang Jarang Muncul di Media?)

"Meski kami punya kewenangan untuk upaya paksa, tapi sebisa mungkin jangan sampai itu digunakanlah. Tapi kalau kami dampingi saja, hasilnya pasti oke," lanjut Anang.

Dengan bantuan Polri, Anang juga berharap mereka yang tidak taat membayar pajak bisa ditindak. Meski, diakuinya harus ada penyempurnaan dari sisi regulasi terlebih dahulu. (baca: Kabareskrim: Sikat "Bleh"...)

Kebijakan Bareskrim Polri ini, lanjut Anang, selaras dengan program pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla tentang mengembangkan daya saing.

Dengan meningkatnya pendapatan negara, pemerintah memiliki uang untuk merealisasikan program prioritasnya. (baca: Resistensi Internal dan Upaya Anang Iskandar Buat Bareskrim Tak Lagi Ditakuti)

"Tahun lalu kan sudah masuk Rp 1.000 triliun dari pajak. Tahun ini, kami dukung mudah-mudahan bisa lebih dari itu," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com