Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Puskamnas: Saya Sedih kalau Bom Thamrin Dibilang Rekayasa

Kompas.com - 22/01/2016, 13:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Kajian Keamanan dan Nasional Hermawan Sulistyo membantah bahwa peristiwa pengeboman di kawasan sekitar Sarinah, Jakarta Pusat, merupakan hasil rekayasa satu pihak. Menurut dia, terorisme merupakan kejahatan yang serius.

"Atas bom Thamrin ini saya sedih kalau dibilang rekayasa. Dibilang kaitannya dengan Amerika, dengan Freeport," ujar Hermawan di Jakarta, Jumat (22/1/2016).

Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu mengatakan, sejak munculnya peristiwa tersebut, mulai bermunculan pengamat militer yang seolah mencari "panggung".

Padahal, kata Hermawan, para ahli maupun pengamat yang banyak berbicara di berbagai media itu tidak mengetahui persis kejadian di lapangan. (Baca: Hari Ini Seminggu Lalu, Bom Thamrin Ingatkan Kita Bahaya Terorisme)

Hermawan yang menyebut dirinya sebagai orang yang berprofesi di ruang sunyi ini pun menentang sejumlah tudingan rekayasa itu.

"Saya merasa ini rumah saya, malah orang ramai di medsos dengan cerita fiktif. Kami bukannya mau nyari panggung, tapi meluruskan yang di lapangan," kata Hermawan.

"Kalau dibilang ini rekayasa, kisah fiksi, ini orang-orangnya termasuk saya," lanjut dia sambil menunjuk sejumlah orang yang berdiri di bagian belakang ruangan diskusi. (Baca: Jokowi Perintahkan Tutup Semua Laman Penyebar Paham Radikal)

Di sana, ada beberapa orang memakai topi dan masker untuk menutupi wajahnya. Hermawan bilang, mereka merupakan polisi yang bertugas di lapangan saat kejadian.

Anggota Densus 88 Antiteror AKBP Untung Sangaji dan Ipda Tamat ikut hadir dalam diskusi itu. Adapun Hermawan berada di lokasi ledakan itu secara kebetulan. (Baca: Ini Strategi Pemerintah Cegah Penyebaran Paham Radikal di Lapas)

"Polisi ini bukan bagian dari rekayasa. Mereka yang bertaruh nyawa. Yang main medsos tolong hargai nyawa mereka," kata dia.

Hermawan menambahkan, muncul kesan adanya rekayasa peristiwa karena sejumlah polisi bersiaga di sekitar lokasi kejadian.

Menurut dia, banyak petugas keamanan di lokasi pengeboman karena berada di dekat ring 1 pengamanan. Selain itu, polisi masih berjaga karena sempat beredar ancaman teror bom saat Natal dan tahun baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com