Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WN Belanda Korban Bom Kawasan Sarinah Dirawat di Singapura

Kompas.com - 17/01/2016, 12:13 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah korban yang dirawat di rumah sakit akibat ledakan bom dan serangan teror di sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), kini menjadi 16 orang. Para korban dirawat di beberapa rumah sakit di wilayah Jakarta.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Suharsono menuturkan, pada Sabtu (16/1/2016) jumlah korban yang dirawat di rumah sakit mencapai 19 orang.

Jumlah korban yang dirawat berkurang menjadi 16 orang pada Minggu (17/1/2016) karena ada korban yang dirawat di rumah, dirawat di luar negeri, dan seorang korban meninggal dunia.

"Tiga orang sudah keluar (tidak dirawat di rumah sakit," kata Suharsono, di Kompleks Mabes Polri, Minggu siang.

(Baca: Meninggal, Pria Berbaju Hitam yang Tergeletak di Tengah Jalan Thamrin Setelah Ledakan)

Suharsono menuturkan, seorang korban yang dipindahkan perawatannya ke luar negeri (Singapura) yaitu Yohanes Antonius Maria. Warga negara Belanda itu merupakan korban penembakan di Starbucks Coffee, Jalan MH Thamrin.

"Dipindahkan rawatnya sesuai permintaan keluarga, di Singapura," ujar Suharsono.

Ia melanjutkan, dua korban lain yang sudah tidak dirawat di rumah sakit adalah seorang warga negara Indonesia yang diizinkan dokter dirawat di rumah. 

(Baca: Ini Kronologi Teror Bom Jakarta dari Detik ke Detik)

Selain itu, Rais Karna, pegawai sebuah bank asing yang meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, Sabtu (16/1/2016) malam.

Jenazah Rais telah diserahkan kepada pihak keluarga. Adapun korban ledakan bom dan serangan teror di Jalan MH Thamrin dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, RSCM, RS Abdi Waluyo, dan RS Medika Permata Hijau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com