Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah: Perlu Dicatat, Bukan Saya yang Pertama Teriak-teriak di Media!

Kompas.com - 11/01/2016, 17:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fahri Hamzah mengatakan, dia bukanlah sosok yang pertama melempar isu ke media bahwa dirinya didesak mundur dari kursi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) oleh sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Menurut dia, isu ini justru datang dari kader PKS lain, yakni Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf dan Wakil Sekjen PKS Mardani Ali Sera.

Hal tersebut disampaikan Fahri dalam menanggapi imbauan anggota Majelis Pertimbangan Partai Keadilan Sejahtera, Tifatul Sembiring, yang memintanya untuk tidak teriak-teriak di media mengenai evaluasi internal partai.

"Jadi, perlu dicatat, bukan saya yang pertama teriak-teriak di media," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2016).

(Baca: Fahri Hamzah Akui Pernah Ditegur F-PKS karena Banyak Bicara soal Kasus Novanto)

Menurut Fahri, Muzzamil yang kali pertama mengungkapkan soal desakan mundur ini di salah satu televisi swasta. Muzzamil membeberkan bahwa Fahri tengah dievaluasi oleh Badan Penegak Disiplin dan Organisasi (BPDO) PKS.

"Itu pernyataan salah, BPDO tidak bisa mengevaluasi pejabat publik. Mana evaluasinya kalau ada evaluasi?" ucap Fahri.

Selanjutnya, kata Fahri, giliran Mardani Ali Sera yang mengatakan bahwa ada desakan agar dirinya mundur. Mardani mengatakan, ada kader yang tak suka dengan langkah Fahri membela Setya Novanto dalam kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.

(Baca: Tifatul: Fahri Jangan Teriak-teriak di Media)

"Kenapa isu ini disebarkan ke publik kalau enggak ada motif? Biasanya, di PKS itu enggak bicara di luar, tetapi kita bicara di dalam," ucap Fahri.

Fahri mengakui, ada panggilan dari BPDO pada Senin malam ini di DPP PKS. Dia menyatakan siap memenuhi panggilan itu. Namun, dia mengaku belum mengetahui hal yang akan dibahas karena tak dijelaskan dalam surat panggilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com