"Bapak dan ibu, janji kita rayakan tahun baru tanpa miras. Ini perlu diingatkan, terutama untuk anak-anak muda," kata Mensos di depan ribuan masyarakat Mojokerto yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan ada kebiasaan kalau sudah mendekati tahun baru, miras oplosan banyak beredar. Kebiasaan itu yang diminta untuk benar-benar dihilangkan mengingat bahayanya berujung pada kematian.
Sebelumnya, di hadapan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Mojokerto, Khofifah Indar Parawansa meminta Muslimat NU Jawa Timur melakukan dakwah bahaya minuman keras (miras) dan pergaulan bebas, terutama kepada remaja.
Tingginya angka kehamilan tidak diinginkan, ia mengungkakan, banyak memicu penggunaan obat peluntur kehamilan di kalangan perempuan. Hasil dari penggunaan obat ilegal itu justru meningkatkan angka kelahiran tidak diinginkan.
"Saya dikirimi foto oleh Prof Nasaruddin Umar dengan anak perempuan yang diberi nama sama dengan saya dan mengalami disabilitas karena ibunya gunakan obat peluntur kehamilan sehingga justru kelahirannya tidak normal," ujar dia.
Kondisi ini, sebut Khofifah, menjadi "pekerjaan rumah" (PR) bagi Muslimat NU untuk terus berdakwah, membangun kesadaran masyarakat.
"Kadang ini tidak jadi fokus dakwah kita. Makanya peta baru dakwah yang bisa kuatkan konstruksi sosial di masyarakat," katanya.
Sedangkan terkait konsumsi miras oplosan, Khofifah mengatakan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sempat menjelaskan bahaya miras oplosan.
"Alkohol oplosan yang kadarnya menjadi tidak karuan justru membekukan aliran darah dengan cepat dan jika bagian jantung terkena langsung meninggal. Dampaknya paling cepat terkena di mata dan jadi buta permanen," ujar Khofifah.
Kementerian Kesehatan mencatat 10-13 orang buta permanen dalam sebulan karena konsumsi miras oplosan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.