Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Jakarta: Tahun 2015, Masa Kemunduran Penegakan HAM

Kompas.com - 19/12/2015, 17:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum Jakarta menerima sekitar 1.322 pengaduan pelanggaran hak asasi manusia sepanjang tahun 2015. Ini merupakan angka tertinggi pengaduan ke LBH Jakarta selama lima tahun terakhir.

Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan, hal tersebut dianggap sebagai indikator lalainya pemerintah Presiden Joko Widodo melindungi hak asasi masyarakat.

"2015 ini justru ada kemunduran yang luar biasa di bidang hukum dan penegakan HAM. Sepertinya memang 2015 hukum tidak menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK," ujar Alghif di kantor LBH Jakarta, Sabtu (19/12/2015).

Jumlah pengaduan tersebut terdiri dari 1.142 atas nama individu dan 180 atas nama kelompok dengan jumlah korban mencapai 56.451 orang. Menurut Alghif, tingginya angka prlanggaran HAM yang diadukan mengindikasi pemerintah cenderung menjadi pelaku dari berbagai bentuk aksi pelanggaran HAM.

"Misalnya, pada kriminalisasi olej aparat penegakan hukum dan penggusuran paksa yang marak terhadap warga negara," katanya.

Selain itu, dia juga mengungkit hukuman mati terhadap belasan terpidana mati di Kejaksaan Agung. Pemerintah kemudian melakukan moratorium terhadap bebeeapa di antaranya. Namun, sebut Alghif, alasan moratorium bukan semata atas nama hak untuk hidup.

"Tapi justru alasannya pemerintah ingin fokus pada kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi lebih tinggi daripada HAM dan penegakan hukum," ujar dia.

Dalam setahun belakangan, kata Alghif, nampaknya penegakan hukum tidak terlalu diperhatikan dan menjadi prioritas di bawah kebijakan ekonomi.

Ia memberi contoh soal aksi buruh yang memprotes kebijakan pemgupahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Buruh menganggap PP tersebut bertentangan dengan konstitusi, sementara pemerimtah menganggap kebijakan itu harus diterapkan untuk kelancaran ekonomi.

"Dan akhirmya buruh melakukan perlawanan, memprotes terhadap PP tersebut. Akhirnya buruh ditangkapi," kata Alghif.

Oleh karena itu, dia mempertanyakan kebijakan pemerintah tersebut dikeluarkan semata demi kepentingam masyarakat atau penguasa.

Menurut dia, di tahun 2015 banyak kebijakan yang dikeluarkan tanpa didasarkan kepentingan kemanusiaan. "Sebagai contoh misalnya kebijakan terkait pembatasan demonstrasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com