Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

ICMI Harus Merespon Perubahan

Kompas.com - 13/12/2015, 18:48 WIB
advertorial

Penulis


Bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Zulkifli Hasan menghadiri pembukaan Muktamar VI dan Milad ke 25 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Auditorium Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Sabtu, 12 Desember 2015. Pada acara tersebut, Wapres Jusuf Kalla mengatakan tantangan yang dihadapi ICMI saat ini berbeda dengan tantangan pada awal pendirian ICMI. 

"Pada masa lalu pendirian ICMI diawali semangat mahasiswa Universitas Brawijaya dengan mendatangi BJ Habibie untuk mempersatukan cendekiawan muslim. Saya hadir pada awal pendirian ICMI itu," ujar Wapres. 

Lebih lanjut Wapres mengatakan jika situasi dan kondisi sekarang sudah berbeda dengan pada awal ICMI berdiri. Sehingga, ICMI harus merespons perubahan tersebut. 

"Membuat Indonesia bermartabat, yaitu berdaulat secara ekonomi dan politik serta berkepribadian secara budaya," ujar Wapres. 

Muktamar VI dan Milad ke 25 ICMI diikuti 994 peserta dari pengurus pusat, pengurus wilayah 27 provisnsi, dan 3 dari luar negeri (Korwil Timor Leste, Timur Tengah, dan Australia). Selain itu, Muktamar dan Milad juga dihadiri ketua lembaga negara lainnya serta menteri kabinet kerja, Gubernur NTB M. Zainul Majdi, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua dan Presidium ICMI Sugiharto serta Ketua Dewan Penasihat ICMI Jimly Asshiddiqie. 

Wapres pun menyebutkan soal ketimpangan di Indonesia dan harus diperbaiki. "Indonesia adalah negara yang paling timpang. Ini menjadi tangungjawab saya sebagai pemimpin," ujarnya. 

Wapres menambahkan, ketimpangan itu terlihat dari data satu persen keluarga menguasai 50,3 persen kekayaan bangsa. Sebanyak 10 persen keluarga menguasai 70 persen kekayaan. 

Seperti pada sisi agama, dari 100 orang kaya di Indonesia, tidak lebih dari  10 orang yang beragama. 

"Masalahnya terletak pada semangat. Mereka berusaha lebih keras, lebih semangat. Karena itu gerakan ekonomi yang harus lebih baik," lanjutnya. 

Wapres pun mengapresiasi langkah ICMI dalam pembangunan ekonomi terutama kelas menengah Islam untuk mengangkat golongan bawah. seperti membentuk ikatan saudagar muslim. 

Kontribusi ICMI

Sementara itu Ketua Presidium ICMI Sugiharto mengatakan, peringatan Milad ini mengingatkan ketika ICMI berawal dari kampus Universitas Brawijaya 25 tahun yang lalu, dan sekarang peringatan Milad ke 25 di Universitas Mataram.  

Sugiharto pun mengharapkan ICMI memberikan kontribusi maksimal berkait program Nawacita. "ICMI secara konsisten meningkatkan kualitas iman, pikir, kerja, karya dan kualitas hidup. Dampak kehadiran ICMI memberi warna dalam politik, ekonomi, sosial budaya. Karya ICMI, antara lain bank syariah (BMI), asuransi Tafakul, Pinbuk, pendirian Ikatan sudagar muslim Indonesia," paparnya. 

Lebih lanjut menurut mantan menteri BUMN itu, ICMU juga fokus pada kelas menengah yang terus meningkat. "ICMI perlu mengakomodir kelas menengah khususnya di bidang ekonomi agar Indonesia tidak menjadi pasar produk asing dalam MEA, ujarnya. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com