Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Minta Indonesia Waspadai Adu Domba Asing demi Sumber Energi

Kompas.com - 13/12/2015, 08:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bangsa Indonesia rentan menjadi sasaran politik adu domba negara-negara asing karena Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air yang menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing.

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan hal itu dalam sebuah penyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (13/12/2015).

Menurut Gatot, negara-negara yang memiliki kekayaan hayati di dunia hanyalah negara-negara yang berada di areal garis ekuator saja, yakni Indonesia, Afrika Tengah dan Amerika Latin.

"Oleh sebab itu banyak cara yang dilakukan negara asing untuk menguasai alam Indonesia kita. Salah satunya dengan membuat proxy war," ujar Gatot dalam pernyataan itu.

"Saat ini sudah terasa ada proxy war. Dengan menguasai media dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai hingga penyelundupan narkoba," lanjut dia.

Situasi itu, menurut Gatot, juga tidak lepas dari faktor membeludaknya penduduk dunia di satu sisi serta menipisnya cadangan energi di dunia di sisi lain.

Harga pangan dunia pun naik hingga 75 persen. Gatot juga memprediksi bahwa peta konflik pada masa depan akan mulai bergeser. Lebih dari 70 persen konflik di dunia diprediksi akan lebih dilatarbelakangi faktor energi.

"Konflik ke depan akan bermotif penguasaan energi, sumber pangan dan air bersih yang semuanya berada di satu lokasi, yakni daerah ekuator, termasuk Indonesia," lanjut Gatot.

Gatot mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tidak mudah diadu domba oleh negara asing yang mengakibatkan dikurasnya sumber daya alam Indonesia.

"Karena semua ingin menguasai Indonesia, apa mau 28 tahun lagi, pada 2043, anak cucu kita tidak hidup laik? Kita harus bangkit dan bela negara untuk mencegah itu," kata Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com