"Kalau kita (Indonesia masuk TPP), kita akan banyak merugi. Harus difikirkan betul-betul plus-minusnya. Kita saat ini, dari segi infrastruktur saja lemah, usaha kita lemah. Kemampuan mengeskpor kita lemah," kata Agus Hermanto, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Menurut Agus, jika Indonesia sudah dibanjiri produk luar negeri dari hasil TPP tersebut, maka akan berdampak pada daya beli masyarakat.
"Itu akan mengancam ekonomi kita. Makanya, TPP saat ini belum dibutuhkan. Karena secara struktural, kita benar-benar belum mampu masuk ke dalam TPP," ujarnya.
Seharusnya, lanjut dia, Presiden Jokowi lebih memikirkan cara untuk meningkatkan daya beli masyarakat di Indonesia dibandingan ikut dalam TPP.
"Daya beli masyarakat untuk produk dalam negeri ini sangat kurang. Apalagi untuk kalangan menegah ke bawah. Apalagi ekonomi kita saat ini sudah sampai titik nadir (lemahnya)," kata Agus.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, Istana belum melakukan kajian komprehensif soal TPP.
“Jika ada celetukan bahwa Indonesia bergabung dalam TPP itu, belum ada pertanggungjawabannya juga dan belum dibicarakan dengan DPR RI,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.