"Pengiriman tenaga ahli itu menjadi penting seiring dengan nota diplomatik yang dikirimkan pemerintah. Untuk apa kita mengirim nota diplomatik untuk membuka akses dalam identifikasi kalau tenaga ahli yang bisa melakukan tugas itu kurang?" ujar Ketua Komisi VIII DPR, yang juga Tim Pengawas Haji DPR, Saleh Partaonan Daulay, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (29/9/2015).
Sejauh ini, menuerut Saleh, proses identifikasi mengandalkan aparat militer dan tenaga kesehatan yang jumlahnya terbatas. Untuk mempercepat identifikasi, dibutuhkan tambahan tenaga ahli. Apalagi, para petugas yang berada di sana sudah bekerja siang dan malam sehingga tak dalam kondisi prima. (baca: DPR Usul Pemerintah Investigasi Tragedi Mina secara Mandiri)
Selain itu, penambahan tenaga ahli dinilai penting seiring dengan pernyataan Menteri Agama bahwa masih ada lima kontainer jamaah yang belum diidentifikasi. Dikhawatirkan, jenazah korban akan sulit diidentifikasi bila terlalu lama melakukan tindakan. (baca: Ini Kendala yang Dialami PPIH dalam Identifikasi Korban Mina)
"Walau pun disimpan di lemari es, tetap akan ada perubahan dalam jasadnya. Hanya tenaga yang betul-betul ahli yang bisa mengerjakan tugas berat seperti itu," kata Saleh.
Ia menambahkan, petugas-petugas yang melakukan identifikasi saat ini juga masih memiliki tugas rutin lain dalam melayani jamaah. Gelombang kedua jamaah haji reguler Indonesia baru akan bertolak ke Madinah pada tanggal 3 Oktober yang akan datang. Persiapan mobilisasi jamaah menuju Madinah perlu dimatangkan. Dengan demikian, proses identifikasi korban tidak mengganggu tugas lain yang juga harus dikerjakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.