Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Usulkan Lahan Perusahaan yang Sengaja Dibakar Dirampas untuk Negara

Kompas.com - 17/09/2015, 06:44 WIB
Sandro Gatra

Penulis

CHINA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan berharap aparat penegak hukum hingga pengadilan bersikap tegas terkait masalah kebakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap di beberapa wilayah Indonesia hingga negara tetangga. Menurut dia, hanya hukuman berat yang bisa menghentikan masalah asap.

Berdasarkan pengalamannya menjadi Menteri Kehutanan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Zulkifli menyebut kebakaran lahan memang karena sengaja dibakar. Membuka lahan dengan membakar, kata dia, jauh lebih murah dibanding dengan menggunakan alat berat.

"Itu bukan kebakaran, memang dibakar. Jadi kalau kemarau itu orang berlomba-lomba bakar lahan untuk nanti ditanami sawit. Jadi kalau belum habis akan terus begitu, kecuali tegas. Tangkap, tahan dan hukum berat," kata Zulkifli di sela kunjungan kerjanya sebagai Ketua MPR di China, Kamis (17/9/2015).

"Soalnya yang bakar hutan itu nggak ada biayanya. Cuma taruh ban di minyak terus sebar ke sudut-sudut, sudah bakar. Yang dibakar itu jauh di dalam, jauh dari jalanan," tambah dia.

Zulkifli memberi contoh, jika memang korporasi terbukti terlibat dalam pembakaran hutan, maka lahan tersebut harus dirampas untuk negara. Masalah kabut asap yang selalu terulang setiap musim kemarau, menurut dia, terjadi karena tidak adanya efek jera bagi pelaku. (Baca: Luhut Pertaruhkan Reputasinya dalam Penindakan Perusahaan Pembakar Hutan)

"Nanti di pengadilan bebas. Penegak hukum kalau tidak tegas ya akan berulang lagi. Kalau orang bakar hutan itu pelanggaran berat. Kalau (perusahaan) yang terlibat bakar hutan ambil surat izinnya. Artinya, lahan itu harus diambil. Jadi harus ada hukum yang membuat orang takut dan ada efek jera," kata Zulkifli.

Ketua Umum PAN itu menekankan pentingnya peran pemerintah daerah hingga tingkat desa untuk mencegah masalah kebakaran hutan. Ia menyebut adanya praktik bagi-bagi lahan yang tidak sesuai aturan. (Baca: Atasi Kabut Asap, Indonesia Tolak Tawaran Singapura)

"Itu kan kadang-kadang yang bagi lahannya kepala desa. Kalau kades kayak gitu penegak hukum harus tindak tegas," kata Zulkifli.

Seperti dikutip Kompas, kepolisian sudah menetapkan 140 tersangka, tujuh di antaranya petinggi perusahaan pada tingkat manajer dan direksi terkait kebakaran lahan. Saat bersamaan, penyidik pegawai negeri sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyidik kasus di Sumatera dan Kalimantan.

Tujuh tersangka dari perusahaan adalah JLT dari PT BMH di Sumatera Selatan, P dari PT RPP di Sumsel, S dari PT RPS di Sumsel, FK dari PT LIH di Riau, S dari PT GAP di Kalimantan Tengah, GRN dari PT MBA di Kalteng, dan WD dari PT ASP di Kalteng. Polisi masih menyelidiki 20 perusahaan lain. (baca: Menhut Sebut Perusahaan Malaysia Diduga Terlibat Pembakaran Hutan)

Mereka dijerat Undang-Undang Perkebunan, UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta UU Kehutanan. Mereka juga diancam kurungan maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar.

Polri juga menambah 682 personel—68 orang penyidik—untuk menangani kebakaran hutan dan lahan. Sebanyak 24 perusahaan diperiksa dan bisa dicabut konsesinya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tengah menangani sejumlah kasus, di antaranya 14 kasus diproses secara pidana dan 9 kasus perdata.

Soal pencabutan dan pembekuan izin konsesi juga disampaikan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. Pihaknya masih menangani sejumlah kasus, di antaranya 14 kasus diproses secara pidana dan 9 kasus perdata.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo kembali menginstruksikan penegakan hukum yang tegas dan berefek jera.

"Jangan hanya menyasar rakyat biasa, tetapi juga harus tegas dan keras terhadap perusahaan yang menyuruh membakar," ujar Presiden. Seruan serupa disampaikan saat kunjungan di Doha, Qatar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Nasional
Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Nasional
Momen Jokowi 'Ngevlog' Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Momen Jokowi "Ngevlog" Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Nasional
Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com