JAKARTA, KOMPAS.com – Tim Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri khawatir atas potensi korupsi pada persiapan infrastruktur jelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir 2015.
“MEA itu adalah pintu gerbang untuk masuknya modal dan tenaga kerja luar ke Indonesia. Nah, potensi korupsi yang rawan terhadap itu adalah penyiapan infrastruktur untuk masuknya modal tersebut,” kata Febri saat ditemui di Cikini, Jakarta, Senin (14/9/2015).
Beberapa infrastruktur yang dimaksud di antaranya pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan infrastruktur lainnya. Febri menilai, persiapan infrastruktur untuk menyambut MEA perlu diwaspadai potensi korupsinya.
Hal lain yang perlu diawasi, menurut dia, adalah soal perizinan di investasi perusahaan.
“Kalau memang sudah akan dibuka pada tahun ini, maka ya tetap harus diwaspadai bagaimana pemerintah menyiapkan anggaran dan sumber daya untuk menyambut arus modal asing dan tenaga kerja tersebut,” ujar Febri.
MEA atu ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan sepuluh negara di Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia, untuk membuat suatu sistem perdagangan bebas antara negara-negara Asean.
Dengan dibentuknya MEA, diharapkan dapat meningkatkan stabilitas perekonomian negara-negara di kawasan ASEAN serta mengatasi permasalahan-permasalahan antarnegara Asean di bidang ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.