Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Banyak Pegawai PU Studi Banding ke Luar Negeri

Kompas.com - 04/09/2015, 17:47 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya studi banding ke luar negeri bagi para insinyur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dengan melakukan studi banding ke luar negeri, para insiyur Indonesia bisa mengejar perkembangan teknologi.

"Jangan hanya DPR yang studi banding, PU harusnya yang lebih penting studi banding, baru kita bisa mengejar teknologi itu. Jadi jangan kalau ada seminar pengairan, seminar infrastruktur apa, maka harus hadir. Dulu PU maju karena banyak orang dikirim ke luar negeri, ke Belanda, Jepang, itu baru bisa modernisasi," kata Kalla saat memberikan pengarahan kepada pegawai Kementerian PU-Pera di Kantor Kementerian PU-Pera Jakarta, Jumat (3/9/2015).

Kalla juga membantah anggapan yang menilai studi banding ke luar negeri hanya membuang-buang uang negara. Menurut dia, studi banding ke luar negeri justru bagian dari penghematan.

"Karena teknologi pada akhirnya menghemat jumlah, waktu, dan kualitas," sambung Kalla.

Tanpa mempelajari teknologi mutakhir dari negara lain, Indonesia bisa tertinggal dalam pembangunan infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan perencanaan proyek. Karena itu, lanjut dia, para ahli yang bertugas menyusun perencanaan proyek harus terus melakukan peninjauan dan belajar di negara lain.

"Maka itu, sekian bulan, setahun, harus keliling China, Jepang, Eropa, untuk melihat bagaimana membangun sarana dan prasarana yang cepat," ucap Kalla.

Wapres lalu mencontohkan pembangunan infrastruktur di negara tetangga, Malaysia. Menurut Kalla, pembangunan infrastruktur di Malaysia kini lebih baik daripada Indonesia karena mereka mengejar ketertinggalan teknologi.

"Dulu itu Malaysia kita yang mengajari bikin jalan, sekarang mereka lebih baik. Kenapa terjadi? Karena teknologinya apa, sistemnya apa," kata Kalla.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga meminta Kementerian PU-Pera meningkatkan pembangunan proyek infrastruktur meskipun alokasi anggaran untuk kementerian itu dikurangi tahun depan.

Untuk 2016, alokasi anggaran Kementerian PU-Pera berkurang sekitar 10 persen dibandingkan dengan 2015. Pada 2015, PU-Pera mendapatkan alokasi anggaran Rp 118,6 triliun.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, hingga September 2015, penyerapan anggaran Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sudah mencapai 33,3 persen atau kurang lebih Rp 39,5 triliun.

"Secara grafik, kami laporkan akhir Agustus kita sudah belanjakan 33,3 persen. Pada akhir September, 44 persen dan akhir Desember kami prediksi 93 persen dari total anggaran Rp 119 triliun," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengacara SYL Singgung 'Green House' Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Pengacara SYL Singgung "Green House" Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Nasional
Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus 'Like' and 'Subscribe' Konten

Bareskrim: 800 Korban Penipuan WN China Dijanjikan Kerja, Modus "Like" and "Subscribe" Konten

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Hal Memberatkan Tuntutan SYL, Korupsi karena Tamak

Nasional
Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Nasional
Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Sidang Tuntutan SYL, Nayunda Nabila Kembalikan Uang ke KPK Total Rp 70 Juta

Nasional
Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Projo Tuding Pihak yang Sudutkan Budi Arie dari Kubu Kalah Pilpres

Nasional
Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Staf Hasto Lapor Ke LPSK, KPK: Sampaikan Fakta yang Sebenarnya

Nasional
Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Imigrasi Perpanjang Pencegahan Firli Bahuri ke Luar Negeri Sampai 25 Desember 2024

Nasional
KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan

Nasional
Menkominfo dan Kepala BSSN 'Menghilang' usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

Menkominfo dan Kepala BSSN "Menghilang" usai Ratas PDN di Istana, Tak Ikut Beri Keterangan Pers

Nasional
Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Jaksa KPK Ungkap Anak SYL Indira Chunda Kembalikan Uang Rp 293 Juta

Nasional
Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada 'Backup' Data

Pastikan Data di Kementeriannya Aman, Menpan-RB: Kita Ada "Backup" Data

Nasional
Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasdem Sebut Presiden PKS Ralat Pernyataan, Wagub Diserahkan ke Anies

Nasional
Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com