JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Pusat Kelompok Relawan Pro-Jokowi (Projo) mendesak Presiden Joko Widodo agar berani menindak para pelaku yang menyebabkan tingginya harga daging sapi impor. Projo menduga para pelaku tersebut sengaja mencari keuntungan besar dengan memanfaatkan sistem birokrasi perdagangan.
"Tidak hanya daging, komoditas lain seperti beras dan minyak juga sama. Padahal, sebagian besar harga komoditas dunia sedang turun. Ini pasti ada pemain yang sengaja merusak bangsa untuk kepentingan pribadi," ujar Ketua Umum Projo Arie Budi Setiadi saat ditemui seusai bertemu dengan Dewan Pertimbangan Presiden di Kantor Wantimpres, Jakarta Pusat, Selasa (11/8/2015).
Budi menduga ada kerja sama antara eksportir asing dan para pemasok daging di dalam negeri. Menurut dia, permasalahan utama terdapat dalam proses birokrasi yang panjang sehingga memakan biaya yang tinggi.
Menurut Budi, Presiden perlu memeriksa kembali para pejabat pemerintahan yang terlibat dalam proses birokrasi perdagangan. Halnya serupa seperti yang dilakukan Presiden saat mempersoalkan permasalahan waktu tunggu kontainer atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, beberapa waktu lalu.
"Harga daging per kilogram di Australia hanya 2-3 dollar, tapi sampai di sini bisa sampai 10 dollar Australia, coba, siapa yang ambil untung? Ya, rente ekonominya yang untung, masyarakat sudah pasti rugi karena bayar terlalu mahal," kata Budi.
Kedatangan DPP Projo diterima oleh Sidarto Danusubrata, salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Menurut Budi, Sidarto menyampaikan bahwa semua usulan Projo akan disampaikan sebagai suatu pertimbangan kepada Presiden Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.