"Imbauan saya, hormati ulama kedepankan kesatuan dan rasa kasih sayang. Muktamar ini semua harus bersatu," kata Yenny yang bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid di Jombang, Selasa (4/8/2015).
Keluarga Gus Dur, sapaan Abdurrahman Wahid, terus memantau kegiatan muktamar yang digelar di Jombang. Ini termasuk saat Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri berpidato.
Keluarga berharap agar muktamar ini bisa berjalan dengan lancar dan adem ayem. Harapan itu juga sama dengan harapan para ulama dalam muktamar ini juga berjalan dengan lancar.
Ia juga yakin jika adanya perbedaan pendapat tentang konsep ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau musyawarah para ulama ini tidak akan memecah umat. Ia menilai, konsep AHWA merupakan konsep yang cukup positif.
"Saya kok yakin NU tidak mudah pecah dengan itu. AHWA mekanismenya mencapai mufakat, memilih pemimpin dengan musyawarah. Tidak ada yang negatif dari AHWA," kata Yenny.
Yenny Wahid juga mengingatkan segala perbedaan itu agar disampaikan dalam forum, di mana cara tersebut dinilai lebih bijak, sehingga tidak perlu ada pertengkaran.
Kegiatan Muktamar NU di Jombang, diwarnai dengan berbagai perbedaan. Keributan juga sempat mewarnai saat pendaftaran peserta muktamar. Peserta juga diminta menyerahkan daftar nama kiai untuk dipilih sebagai AHWA.
Perbedaan juga terus berlanjut saat pemilihan tata tertib. Bahkan, berkali-kali pemilihan tata tertib tersebut terpaksa ditunda, sebab ada perdebatan dan belum ada titik temu antara muktamirin dengan panitia sidang.
Bahkan, karena terus ada perbedaan, Pejabat Sementara Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri sampai berpidato sambil menangis. Gus Mus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang ini mengambil alih tanggung jawab atas kekisruhan pada muktamar.
Ia meminta para peserta Muktamar NU mengikuti prinsip akhlakul karimah atau akhlak mulia, akhlak KH Haysim Asy'ari dan para pendahulu. Pidato itu sempat membuat kekisruhan di muktamar reda, hingga akhirnya kegiatan muktamar bisa berlanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.