Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso Diminta Klarifikasi Kasus 27 Juli 1996 Saat "Fit and Proper Test"

Kompas.com - 30/06/2015, 09:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais meminta agar calon kepala Badan Intelijen Negara, Letjen (Purn) Sutiyoso, memanfaatkan fit and proper test sebagai kesempatan untuk mengklarifikasi kasus penyerangan markas PDI pada 27 Juli 1996. Sebab, selama ini Sutiyoso kerap dikaitkan dengan kasus yang terkenal dengan sebutan "Kuda Tuli" tersebut.

"Saya kira ini kesempatan bagus bagi Pak Sutiyoso untuk mengklarifikasi hal tersebut. Karena dalam hal ini Pak Sutiyoso menjadi sumber primer," kata Hanafi saat dihubungi, Selasa (30/6/2015).

Komisi I, kata dia, sebenarnya telah mencari informasi mengenai dugaan keterlibatan Sutiyoso dalam kasus tersebut. Meski demikian, Komisi I tetap ingin memberikan kesempatan kepada Sutiyoso untuk mengklarifikasi langsung tudingan tersebut.

"Kami paham bahwa secara hukum kami sudah cari informasi dan itu sudah selesai. Tapi kami ingin beri kesempatan Sutiyoso sebagai sumber primer untuk menjawab keraguan publik," ucapnya.

Komisi I DPR akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap Sutiyoso sebagai calon kepala Badan Intelijen Negara, pada Selasa (30/6/2015) pagi. Uji kelayakan dan kepatutan dijadwalkan berlangsung pukul 10.00 WIB di ruang rapat Komisi I DPR , Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Sebelumnya, Tim Pembela Demokrasi Indonesia mengungkap bahwa Sutiyoso pernah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus Kuda Tuli. Pengusutan perkara kerusuhan 27 Juli 1996 itu diawali dengan pembentukan tim penyidik koneksitas oleh Bareskrim Polri, yakni pada tahun 2000. Hasil penyidikan, 30 orang ditetapkan sebagai tersangka, baik dari unsur sipil maupun ABRI (saat ini TNI), termasuk Sutiyoso. (Baca: TPDI Nilai Sutiyoso Jadi Tersangka Kasus 27 Juli)

TPDI kemudian melayangkan surat keberatan kepada Presiden Joko Widodo atas pencalonan Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai calon kepala BIN. TPDI menyebut Sutiyoso masih berstatus tersangka hingga saat ini terkait kasus penyerangan Kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. (Baca: Sutiyoso Dinilai Masih Tersangka 27 Juli, TPDI Kirim Surat ke Jokowi)

Bantahan Sutiyoso

Meski demikian, Sutiyoso merasa tidak terbebani dengan tuduhan keterlibatan dirinya dalam kasus penyerangan kantor PDI pada 27 Juli 1996 silam. Selain menyebut masalah 27 Juli telah selesai, Sutiyoso bahkan menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah memahami masalah tersebut.

"Masalah itu sudah selesai. Banyak yang tidak tahu di bawah, tetapi di atas, itu sudah tahu. Lihat saja, Ibu Mega sudah mengerti masalahnya. Itu cuma pendapat seseorang, santai saja, tidak ada yang perlu saya khawatirkan," ujar Sutiyoso. (Baca: Sutiyoso: Ibu Mega Sudah Mengerti soal Kasus 27 Juli 1996)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com