Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Mulai Lupa Kasus BLBI karena Prosesnya yang Lama

Kompas.com - 19/06/2015, 19:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis mengatakan masyarakat mulai melupakan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) seiring dengan berlarut-larutnya penuntasan kasus tersebut.

"Masyarakat mulai melupakan kasus BLBI karena lamanya penuntasan kasus ini dan sudah dipusingkan dengan mahalnya harga kebutuhan pokok," kata Margarito di Jakarta, Jumat (19/6/2015).

Menurut dia, sulit berharap kasus tersebut tuntas dalam waktu dekat.

"Sebenarnya, kasus ini sangat sederhana. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tinggal menelusuri fakta yang ada dan melihat. Kalau ada unsur pidana, diproses secara hukum. Kalau tidak ada, ditutup," jelas dia.

Saat ini, penyelamatan aset kredit eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebesar Rp3,06 triliun sangat bergantung pada penyelesaian menyeluruh kasus tersebut.

Peneliti dari Pusat Advokasi dan Studi Indonesia Taufik Riyadi mengatakan bahwa kasus tersebut harus diusut tuntas karena merugikan negara.

"Pintu masuk kasus tersebut lewat kebijakan Surat Keterangan Lunas (SKL). Komisi Pemberantasan Korupsi sudah pernah ungkap kepada publik atas kejelasan dan bahkan modus korupsi yang melekat pada kebijakan penyaluran BLBI," kata Taufik.

Taufik menjelaskan KPK pernah mengungkap tiga pola utama tindak pidana korupsi, yakni SKL diberikan sebagai syarat keterangan lunas, tetapi ada juga yang tidak sesuai atau jaminan yang diberikan palsu.

Modus kedua, bisa juga melalui jaminan yang belum cukup dan dipaksakan disetujui.

Modus ketiga adalah penyelewengan dalam pelaksanaan SKL.

Sejumlah obligor nakal terus melakukan berbagai langkah akrobatik mencari celah untuk mengambil kembali aset-aset yang dijaminkan ke BPPN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com