JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pertemuan dengan pimpinan Pengurus Pusat Muhammadiyah di Istana Merdeka, Selasa (16/6/2015) sore, Presiden Joko Widodo menceritakan bagaimana sulitnya menghadapi mafia di berbagai sektor.
"Beliau menjelaskan betapa berat tantangan, bahkan ancaman kepada negara kita pada pemerintah sekarang, yaitu dengan masih bercokolnya mafia-mafia, mafia narkoba, mafia migas, energi, mafia ikan, beras, pangan, dan sebagainya," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin seusai pertemuan.
Menanggapi itu, Din menjelaskan bahwa sejak lama Muhammadiyah menyatakan komitmen memerangi mafia. Bagi Muhammadiyah, mafia telah merusak sendi-sendi kehidupan bernegara. Maka dari itu, Muhammadiyah mendukung sikap Jokowi untuk memerangi mafia.
"Maka, lewat kesempatan ini, wahai para mafia jangan main-main karena ini akan menjadi sebuah gerakan rakyat, gerakan masyarakat madani bersama pemerintah karena Anda semua yang telah merusak kehidupan rakyat, yang telah menghalangi adanya kemakmuran," kata Din.
Din juga menyampaikan bahwa kunjungannya kali ini untuk mengundang Presiden Jokowi membuka Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar ke-47 Aisyiyah pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan. Presiden menyatakan kesiapannya untuk hadir pada acara itu.
Jokowi pernah menyampaikan persoalan mafia ini saat menerima perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai universitas pada 18 Mei lalu. Ketika itu, mahasiswa meminta Jokowi untuk tidak mengeluh karena Jokowi bisa mengambil langkah cepat dan taktis. (Baca: "Presiden Mengeluh, Tidak Ada Satu Pun Bidang yang Tidak Ada Mafianya")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.