Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Theo L Sambuaga: Putusan PTUN Jadi Momentum Golkar Bersatu Kembali

Kompas.com - 18/05/2015, 19:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Theo L Sambuaga, meminta kubu Agung Laksono menerima putusan Pengadilan Tata Usaha Negara secara legowo. Ia berharap putusan ini dapat menjadi momentum bagi Partai Golkar untuk bersatu kembali.

"Mari kita terima ini sebagai putusan yang terbaik dan saya mengajak teman-teman saya yang masih di kubu Pak AL mari kita bersatu kembali, kompak kembali," kata Theo, saat dijumpai di PTUN, Senin (18/5/2015).

Ia pun meminta, agar pihak Agung Laksono tak mengajukan banding atas putusan ini. Menurut dia, ini adalah saat bagi Golkar untuk melakukan kerja-kerja nyata bagi bangsa dan negara.

"Begitu juga Menkumham, tidak perlu naik banding. Dengan demikian, ini momentum bagi Golkar untuk bersatu kembali, bersama untuk kompak," ujarnya.

Dalam putusannya, majelis hakim PTUN yang diketuai Teguh Satya Bakti menyatakan Surat Keputusan Menkumham yang mengesahkan kepengurusan Agung Laksono tidak sah. Putusan itu berlaku hingga ada amar putusan yang berkekuatan hukum tetap. Di samping itu, guna mengantisipasi terjadinya kekosongan kepengurusan jelang pelaksanaan pilkada serentak, hakim menyatakan, kepengurusan yang berlaku yakni berdasarkan hasil Munas Riau 2009.

Secara terpisah, Ketua DPP hasil Munas Ancol, Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, majelis hakim PTUN telah melakukan ultra petita dengan mengembalikan kepengurusan berdasarkan hasil Minas Riau. Menurut dia, putusan majelis hakim secara tidak langsung menyelipkan kepentingan pengurus Partai Golkar hasil Munas Bali.

Hasil Munas Riau menyatakan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum dan Idrus Marham sebagai Sekretaris Jenderal.

"Dengan dikembalikannya ke hasil Munas Riau dalam rangka pilkada, bagaimana kalau putusa inkrachtnya berbeda. Ini ultra petita," kata Agun.

Ketua Bidang Hukum DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Lawrence Siburian menyatakan, pihaknya akan mengajukan banding. Menurut dia, hakim telah melampaui wewenangnya dalam pengambilan keputusan.

"Seperti soal pilkada. Tidak ada hang minta soal pilkada. Tapi hakim memuat itu, dan itu melampaui," kata Lawrence.

Banding

Sementara itu, kuasa hukum Partai Golkar hasil Munas Bali, Yusril Ihza Mahendra tak mempersoalkan jika Menkumham selaku tergugat dan pihak Agung Laksono selaku tergugat intervensi mengajukan banding atas putusan PTUN. Ia mengatakan, yang terpenting PTUN telah membatalkan SK Menkumham dan dianggap bertentangan dengan UU yang berlaku.

"Kalau mau banding silakan saja, kita tidak akan menghalangi beliau," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan adanya putusan ini maka sudah jelas bahwa pihak yang dapat mengikuti pilkada serentak yaitu pengurus hasil Munas Riau 2009. Putusan tersebut dinilai tepat untuk mengantisipasi kevakuman kepengurusan karena tahap pendaftaran calon kepala daerah dalam waktu dekat akan dibuka Komisi Pemilihan Umum.

"Maka pendaftaran Pilkada aja dilakukan pada DPP Golkar hasil Munas Riau," kata Yusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Nasional
Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Nasional
Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com