Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Pembiayaan Pilkada Membengkak karena Ada yang Tak Rasional

Kompas.com - 09/05/2015, 21:58 WIB

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai, masih terdapat pembiayaan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang tidak rasional. Ini menyebabkan terjadi pembengkakan anggaran yang melebihi target.

"Prinsip pilkada serentak harusnya berjalan efektif, efisien, dan terbuka. Akan tetapi, kenyataan justru ada pembengkakan pembiayaan atau anggaran yang melebihi target," kata Tjahjo melalui pesan singkatnya kepada Antara, Sabtu (9/5/2015) malam.

Mendagri mengemukakan hal itu terkait dengan pemberitaan yang mengatakan bahwa pembiayaan pilkada serentak masih ada daerah yang belum tuntas.

Menyinggung kesiapan anggaran oleh pemerintah daerah (pemda) yang akan menggelar pilkada, 9 Desember 2015, Tjahjo mengatakan bahwa pada prinsipnya anggaran tersedia di masing-masing daerah untuk membiayai 269 pilkada, baik tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota.

"Soal dana pilkada serentak yang disiapkan daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebagaimana monitoring Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), prinsipnya anggaran tersedia 'siap dan cukup'," kata Tjahjo yang pernah sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI.

Kemendagri lantas minta konfirmasi kepada daerah. Kemudian pemda menyatakan bahwa masih butuh waktu untuk tanda tangan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD).

Selain itu, kata Mendagri, pemda harus tetap melakukan verifikasi item-item pembiayaan tersebut, mengingat terus bertambahnya kebutuhan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), baik yang regulated (diatur) maupun yang sudah teralokasi.

Sejumlah usulan anggaran baru yang harus diverifikasi, seperti biaya kampanye, alat peraga, dan iklan cetak elektronik yang membengkak. Bahkan, menurut Tjahjo, anggaran tersebut hampir 40 persen dari total belanja pilkada.

"Namun, terkadang tidak rasional dalam penilaian daerah tertentu, misalnya KPUD mengajukan permintaan kendaraan bermotor," kata mantan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu.

Menurut Mendagri, hal itulah yang memakan waktu sehingga pihaknya mengirim radiogram ke daerah agar pemda dapat mempercepat penandatanganan NPHD pada kesempatan pertama, mengingat tugas KPUD seperti pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemilihan Suara (PPS) sampai dengan 18 Mei 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com