Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Minta Arab Saudi Bertanggung Jawab atas Kerusakan KBRI di Yaman

Kompas.com - 21/04/2015, 18:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan sejumlah keberatan kepada pemerintah Arab Saudi atas ledakan yang terjadi di sekitar KBRI Yaman. Meski tidak secara langsung menuding Arab yang membuat ledakan itu, Retno meminta Arab Saudi bertanggung jawab atas semua kerusakan yang ditimbulkan akibat ledakan.

"Saya meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi pada 20 April kemarin. Apa yang terjadi 20 April kemarin saya minta penjelasan dari beliau," ujar Retno usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Prince Saud Al-Faisal di sela-sela kegiatan Konferensi Asia Afrika, Selasa (21/4/2015).

Retno merasa pemerintah Indonesia sudah memberikan informasi ke Arab Saudi soal aset-aset diplomatik Indonesia yang ada di Sanaa, Yaman. Indonesia bahkan sudah memberikan titik koordinat dari KBRI Yaman dan Wisma Indonesia.

"Ini adalah misi diplomatik maka harus dilindungi. Ada kewajiban semua pihak untuk melindungi premises (aset) diplomatik di negara mana pun," ucap dia.

Selain itu, Retno menyatakan pemerintah juga meminta tanggung jawab Arab Saudi terhadap kerusakan-kerusakan yang ada. (Baca: KBRI di Yaman Dibom, 17 WNI Dievakuasi ke Wisma Duta Besar)

"Apa yang akan dilakukan oleh pemerintah Saudi terhadap kerusakan yang terjadi pada KBRI di Sanaa. Saat ini, 80 persen dari premises kita, KBRI kita di Sana’a dalam kondisi rusak dan semua mobil yang ada di KBRI juga dalam kondisi rusak berat," ujar dia.

Saat ditanyakan lebih lanjut apakah Arab Saudi yang menyebabkan ledakan, Retno menegaskan bahwa ledakan itu tidak langsung diarahkan ke KBRI di Sanaa. Ledakan itu awalnya diarahkan ke gudang amunisi namun dampaknya sampai berimbas ke KBRI. Atas peristiwa ini, pemerintah Indonesia pun tak menampik adanya ketegangan hubungan Indonesia-Arab Saudi.

"We send the the message," tukas Retno. (Baca: Foto-foto Kerusakan di KBRI Yaman Setelah Dibom)

Ledakan terjadi pada Senin (20/4/2015) sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Ledakan membuat gedung KBRI di Sanaa, Yaman dan mobil operasional kedutaan rusak parah. Sebanyak dua orang staf diplomat dan satu WNI mengalami luka ringan akibat kejadian ini.

Yaman kini dilanda konflik bersenjata hebat setelah Arab Saudi dan negara-negara Teluk sekutunya melancarkan operasi militer untuk menahan laju pemberontak Syiah Houthi. Operasi militer yang melibatkan serangan udara itu mulai digelar pada 26 Maret lalu, hanya dua hari setelah Pemerintah Yaman memohon Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) melakukan intervensi militer ke negeri itu.

Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari ibu kota Sana'a dan ke kota Aden. Sepak terjang pemberontak Houthi telah membuat Arab Saudi menduga bahwa aksi mereka disokong Pemerintah Iran, yang beraliran Syiah. Namun, baik kelompok Houthi maupun Iran menepis tudingan tersebut. (Baca: "Pengeboman KBRI di Yaman Perlu Direspons Proporsional")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Disebut Akan Dipilih Secara Aklmasi untuk Kembali Pimpin PAN

Zulhas Disebut Akan Dipilih Secara Aklmasi untuk Kembali Pimpin PAN

Nasional
MPR RI Pastikan Amendemen UUD 1945 Tidak Bisa Dilakukan Periode Ini

MPR RI Pastikan Amendemen UUD 1945 Tidak Bisa Dilakukan Periode Ini

Nasional
Pegawai Kemenkominfo yang Kedapatan Main Judi Online Terancam Dipecat

Pegawai Kemenkominfo yang Kedapatan Main Judi Online Terancam Dipecat

Nasional
Menkominfo, Kepala BSSN dan Sejumlan Menteri Lain Dipanggil Jokowi, Bahas Peretasan PDN

Menkominfo, Kepala BSSN dan Sejumlan Menteri Lain Dipanggil Jokowi, Bahas Peretasan PDN

Nasional
Menkominfo dan BSSN Beda Suara soal Pengungkapan Peretas PDN

Menkominfo dan BSSN Beda Suara soal Pengungkapan Peretas PDN

Nasional
Menkominfo Sebut Banyak Instansi Tak 'Back Up' Data PDN Sebab Anggaran

Menkominfo Sebut Banyak Instansi Tak "Back Up" Data PDN Sebab Anggaran

Nasional
PAN Bantah Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

PAN Bantah Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Komisi I DPR Desak Pemerintah Cari Pelaku Peretasan PDN

Komisi I DPR Desak Pemerintah Cari Pelaku Peretasan PDN

Nasional
Wakil Ketua MPR Sebut Prabowo Akan Dilantik sebagai Presiden di Jakarta, Bukan IKN

Wakil Ketua MPR Sebut Prabowo Akan Dilantik sebagai Presiden di Jakarta, Bukan IKN

Nasional
Kerentanan Pertahanan dan Keamanan Siber Nasional yang Tak Dibenahi

Kerentanan Pertahanan dan Keamanan Siber Nasional yang Tak Dibenahi

Nasional
Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2024 di Senayan

Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2024 di Senayan

Nasional
Prabowo Akan Upacara HUT ke-79 RI di IKN Bareng Jokowi

Prabowo Akan Upacara HUT ke-79 RI di IKN Bareng Jokowi

Nasional
Bertemu Jokowi, Pimpinan MPR Laporkan Rencana Amendemen 1945

Bertemu Jokowi, Pimpinan MPR Laporkan Rencana Amendemen 1945

Nasional
Kemkominfo Minta Pelaku Usaha Lapor Jika Terdampak Pemutusan Internet ke Kamboja dan Filipina

Kemkominfo Minta Pelaku Usaha Lapor Jika Terdampak Pemutusan Internet ke Kamboja dan Filipina

Nasional
Bertemu Pimpinan MPR, Jokowi Minta Sidang Tahunan MPR 2024 Digelar Seperti Biasa

Bertemu Pimpinan MPR, Jokowi Minta Sidang Tahunan MPR 2024 Digelar Seperti Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com