Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Sosial: Gerakan Desa untuk Pemerataan Kesejahteraan Sosial

Kompas.com - 20/04/2015, 10:45 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dibuat untuk mendorong dilakukannya pembangunan di 73.000 desa di Indonesia. Pembangunan tersebut terutama untuk desa-desa di daerah pinggiran.

Dalam UU tersebut tertulis bahwa pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

"Tujuan UU ini sesuai dengan poin ketiga Nawacita yang dicanangkan sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam kabinet kerja periode 2014-2019," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai pembukaan Rapat Koordinasi Nasional dari Kementerian Sosial dengan agenda 'Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan 2015', Selasa (15/4/2015) lalu.

Menurut Khofifah, berdasarkan RPJMN 2015-2019 pemerintah menargetkan Gerakan Desa, yaitu pengentasan minimal 5.000 desa tertinggal dan membangun 2.000 desa mandiri berdasarkan leading sector masing-masing. Leading sector yang dimaksud adalah desa mandiri energi, desa mandiri benih dan desa mandiri pangan.

"Kementerian Sosial berkomitmen untuk bersama-sama bekerjasama dalam pemberdayaan desa dengan kementerian lainnya seperti, Kementerian PU, Kementerian KKP, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi," kata Khofifah.

Untuk terwujudnya gerakan tersebut, Khofifah menjelaskan, Tim Koordinasi Lintas Sektor telah dibentuk dalam rangka mengkoordinasikan dan menyelaraskan program-program kementerian dan lembaga berbasis desa agar tidak tumpang tindih. Selain itu, pihaknya telah menyiapkan 100 desa mandiri sebagai pilot project. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Sosial bekerjasama dengan sejumlah universitas-universitas di Indonesia, salah satunya adalah UGM (Universitas Gajah Mada).

"Kenapa bekerjasama dengan universitas, karena mereka memiliki akses dan program yang langsung menuju warga-warga di sekitarnya. Jadi, saat mahasiswanya KKN, mereka akan melakukan pelatihan, penyuluhan yang dibutuhkan desa," ujarnya.

Dengan Gerakan Desa, Khofifah mengharapkan semua pihak terkait baik dari unsur pemerintahan maupun non-pemerintahan dapat bersatu membangun desa untuk mewujudkan pembangunan manusia dan kebudayaan menuju bangsa yang berdaulat dalam politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com