"Pak (BG) Budi Gunawan, tolong jangan turuti dorongan-dorongan Bapak untuk jadi wakil kepala Polri," ujar Nico kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2015).
Nico berpendapat, Budi seharusnya memperhatikan kepercayaan publik kepada institusinya. Kepercayaan publik, menurut Nico, adalah kunci keberhasilan kerja polisi dalam melayani masyarakat.
"Mestinya, sebagai Bhayangkara yang baik, beliau bisa mengabdi di mana saja yang tidak menambah masalah di publik dan dapat jadi contoh bagi Bhayangkara muda lainnya bahwa jabatan bukanlah segalanya dan kepentingan bangsa harus di atas kepentingan pribadi atau kelompok, apalagi dorongan seseorang atau pihak tertentu," ujar Nico.
Nico menyarankan Budi fokus mengabdi pada peran lain Polri, di antaranya dengan pendirian badan baru, seperti badan perencanaan reformasi kepolisian atau penugasan di satuan lain.
"Yang jelas di jabatan-jabatan tersebut, beliau itu nyaman dan optimal bekerja. Sulit juga kan jadi wakil kepala Polri, tapi digoyang sana-sini, ya mendingan jabatan lain saja," ujar Nico.
Diberitakan sebelumnya, pasca-pertemuan konsultasi antara Presiden Joko Widodo dan pimpinan DPR terkait pencalonan Komjen Badrodin Haiti sebagai kepala Polri, muncul wacana Budi Gunawan akan mendampingi sebagai wakil kepala Polri. Hal itu juga disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Anton Charliyan, Senin (6/4/2015).
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto mengatakan, pencalonan Budi sah-sah saja dan tidak melanggar aturan.
"Setiap anggota kepolisian pangkat bintang tiga punya kesempatan yang sama jadi kepala Polri. Yang jelas tidak cacat dalam karier dan layak dicalonkan meski yang memutuskan tetap Presiden," ujar Rikwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.