Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekisruhan Partai Golkar Dinilai Akan Berdampak terhadap Pilkada Serentak

Kompas.com - 25/03/2015, 16:03 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Pengamat sosial dan politik Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Dr Nyoman Subanda, mengatakan, kekisruhan yang terjadi dalam internal Partai Golkar sangat berpengaruh pada kekuatan politik di Bali dalam menghadapi pemilihan kepala daerah secara serentak, Desember 2015.

"Kalau kekisruhan di Partai Golkar berlanjut, tentu itu akan berpengaruh terhadap proses pilkada mendatang," katanya di Denpasar, Rabu (25/3/2015).

Untuk itu, kata Subanda, konsolidasi internal partai di daerah harus dilakukan dengan melepaskan keegoisan dan pembelahan politik yang terjadi saat ini.

Ia melihat bahwa pengurus Partai Golkar di daerah sebenarnya korban dari kekisruhan elite Partai Golkar di pusat. Maka dari itu, konsolidasi dengan membangun ruang dialogis penting untuk dilakukan di daerah sehingga Partai Golkar tetap mempersiapkan mesin partai dalam menghadapi pilkada mendatang.

"Kalau tidak ada konsolidasi dengan segera, sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan kekuatan politik partai," ujarnya.

Subanda mengamati kekisruhan elite partai di Jakarta, sebenarnya hanya menyebabkan daerah terkena imbasnya. Padahal sebelumnya, contohnya di Bali, pengurus partai menunjukkan kondisi yang aman-aman saja.

"Soal ada pembelotan pengurus partai dari kubu Aburizal Bakrie (Ical) ke Agung Laksono, itu bagian dari permainan politik untuk mencari legalitas pengurus yang bersangkutan. Hal ini semua berdasarkan kepentingan dalam kancah politik," katanya.

Untuk diketahui, kekisruhan di internal Partai Golkar, yang menunjukkan bahwa kubu Ical masih bersikukuh menunggu hasil dari gugatan di PTUN yang baru akan disampaikan sekitar bulan Mei mendatang, sepertinya memberikan kegamangan bagi pihak KPU.

Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Raka Sandi menjelaskan bahwa kepengurusan partai politik yang sah bukan hanya penting pada saat pencalonan, melainkan juga pada saat sosialisasi, yang akan bergulir pada bulan April mendatang.

Dia mengatakan, KPU tidak ingin salah mengundang peserta pemilu. Untuk itu, pihaknya yang berada di daerah akan terus melakukan koordinasi dengan KPU Pusat agar mendapatkan kepastian hukum dan data mengenai kepengurusan yang sah untuk peserta pemilu, lalu menjadikannya sebagai dasar dalam melakukan sosialisasi dan proses pencalonan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com