Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 1 Triliun untuk Parpol, Perkuat Demokrasi atau Bancakan Baru Elite Politik?

Kompas.com - 10/03/2015, 07:10 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembiayaan partai politik sebesar Rp 1 triliun yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) digulirkan. Namun, wacana tersebut menuai pro dan kontra, lantaran anggaran yang digulirkan dianggap terlalu besar. Sementara di sisi lain, anggaran tersebut diharapkan mampu membebaskan parpol dari kepentingan pemodal.

Wacana pembiayaan parpol ini pertama kali dilontarkan oleh politisi PDI Perjuangan yang juga Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Menurut Tjahjo, pemberian bantuan itu diperlukan untuk meningkatkan transparansi dan demokrasi parpol yang selama ini bertugas melakukan rekruitmen calon pemimpin nasional. (Baca: Tjahjo: Wacana Anggaran Rp 1 Triliun dari APBN untuk Parpol Perlu Dipikirkan)

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan, selain iuran dari kader, ada indikasi parpol menerima bantuan dari penyumbang untuk menyuplai kebutuhan finansial mereka. Titi mengatakan, selama ini bantuan yang diberikan pemerintah yang bersumber dari APBN hanya sekitar 1,3 persen.

Sehingga, tidak sedikit parpol yang akhirnya mengeluh lantaran bantuan yang kecil, tapi mereka juga dibebani dengan harus membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran. (Baca: Perludem Dukung Parpol Didanai dari APBN)

"Jika kebutuhan dana partai politik lebih banyak dipenuhi para penyumbang, maka partai politik cenderung memperhatikan kepentingan penyumbang daripada anggota atau rakyat dalam mengambil keputusan atau kebijakan," kata Titi dalam keterangannya, Senin (9/3/2015).

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, M Afifuddin mengatakan, wacana tersebut perlu didukung untuk menguatkan institusi parpol sebagai elemen penting demokrasi. Bantuan yang diberikan kepada parpol dapat ditingkatkan dari anggaran sebelumnya, untuk kepentingan kaderisasi dan peningkatan kapasitas kader atau pengurus parpol tersebut.

"Hanya saja besaran dan peruntukan bantuan parpol harus jelas, serta pertanggungjawabannya harus jelas," kata Afif, Selasa (10/3/2015).

Wacana peningkatan dana parpol ini juga didukung oleh Ketua DPR Setya Novanto. Menurut dia, belakangan ini semua parpol mengalami kendala dalam masalah pendanaan. Oleh karena itu, harus dicarikan jalan keluar terbaik agar parpol bisa melakukan fungsi kepartaian tanpa harus terhambat dengan masalah anggaran.

Hanya saja, dia mengingatkan jangan sampai dana yang dipakai untuk membiayai parpol itu justru membebani rakyat. "Sepanjang tak beratkan kepentingan rakyat, ada program yang harus kita siapkan. Mudah-mudahan ada jalan keluar dan memang harus dicarikan jalan," kata Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.

Wapres kaget

Wakil Presiden Jusuf Kalla cukup kaget saat mendengar wacana tersebut digulirkan. Menurut dia, pemeritah selama ini belum pernah membahas mengenai hal tersebut. (Baca: Wapres Kaget Ada Wacana Parpol Dibiayai Rp 1 Triliun Per Tahun)

"Kita belum bahas itu. Rp 1 triliun satu partai? Wih," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (9/3/2015).

Kalla juga menilai, tidak tepat apabila diterapkan sistem pukul rata dalam perolehan dana parpol itu. Ia beranggapan, besar kecilnya anggaran yang diberikan harus memperhitungjan berapa jumlah kursi yang diperoleh partai di parlemen.

Pengawasan ketat diperlukan

Tjahjo mengatakan, wacana yang ia gulirkan baru sebatas tataran ide yang belum tentu dapat direalisasikan dalam waktu dekat ini. Hal itu disebabkan pemerintah kini tengah mengoptimalkan penggunaan APBN untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi 'Online'

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi "Online"

Nasional
Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Nasional
Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Nasional
PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

Nasional
Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Nasional
Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Nasional
Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Nasional
Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Nasional
Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Nasional
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Nasional
Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Nasional
Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Nasional
Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Nasional
Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Nasional
DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com