Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Apresiasi Ketegasan Pemerintah

Kompas.com - 02/03/2015, 15:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Publik mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia terhadap negara asing terkait sejumlah kebijakan luar negerinya. Sikap pemerintah yang lebih menjaga kedaulatan negara dipandang sebagai sebuah ketegasan yang semestinya dilakukan sebagai tanggung jawab pemerintah melindungi warga negaranya.

Apresiasi ini terekam dari hasil jajak pendapat Kompas pekan lalu, khususnya terkait kebijakan Presiden Joko Widodo untuk tetap mengeksekusi terpidana mati narkoba meskipun reaksi negatif muncul dari sejumlah negara.

Seperti dinyatakan Presiden, dirinya dihubungi sejumlah kepala negara asing untuk membatalkan hukuman mati terpidana narkoba. "Jika saya memberikan pengampunan, hal itu sebuah kekeliruan besar. Memang ada tekanan kanan kiri atas bawah, tetapi bagi saya tetap tidak ada pengampunan," kata Presiden (Kompas, 5/2/2015). Sikap pemerintah inilah yang dinilai sebagian besar responden (75,6 persen) sebagai sebuah ketegasan.

Reaksi

Ada sejumlah negara yang memberikan reaksi karena warganya menjadi terpidana mati perkara kasus narkoba, seperti Australia, Perancis, dan Belanda. Dari reaksi sejumlah negara tersebut, dua hal yang menjadi perhatian publik terkait kebijakan eksekusi mati, yakni reaksi dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Presiden Brasil Dilma Rousseff.

Dalam permohonannya kepada Pemerintah Indonesia untuk tidak mengeksekusi mati warga Australia yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, Abbot menghubungkannya dengan bantuan Australia terkait bencana tsunami Aceh.

Pernyataan ini direspons keras oleh warga Indonesia, antara lain dengan membuat gerakan koin untuk Australia dan menggema di media sosial. Meskipun pernyataan Abbott itu lalu dinetralkan oleh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, reaksi negatif dari dalam negeri terhadap Abbott tetap menggema.

Reaksi negatif juga dirasakan Indonesia dari Pemerintah Brasil. Presiden Brasil Dilma Rousseff menunda upacara penyerahan surat kepercayaan diplomatik Duta Besar RI di Brasil Toto Riyanto. Sikap Presiden Brasil ini dinilai terkait kebijakan Pemerintah Indonesia yang menolak permintaan Pemerintah Brasil untuk tidak mengeksekusi warganya yang terjerat kasus narkoba. Presiden Jokowi pun bereaksi dengan memanggil pulang Toto Riyanto ke Tanah Air dan mengirim nota protes diplomatik kepada Pemerintah Brasil. Langkah ini diamini hampir 70 persen responden.

Proporsional

Publik melihat langkah Pemerintah Indonesia itu cukup memadai dan wajar dilakukan dalam rangka melindungi martabat sekaligus kedaulatan negara. Tidak ada negara mana pun yang berhak menekan dan mengintervensi urusan dalam negeri Indonesia, apalagi terkait penegakan hukumnya.

Selain kebijakan eksekusi mati terpidana narkoba yang memicu ketegangan dengan negara lain, kebijakan menenggelamkan sejumlah kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia juga memicu kontroversi di negara asing seperti Thailand.

Dalam sebuah editorialnya, media Bangkok Post yang terbit di Thailand menyebutkan, penenggelaman kapal merupakan kebijakan keliru dan dapat merusak hubungan bilateral di kawasan Asia Tenggara.

Namun, jika melihat data FAO tahun 2001, Indonesia merugi sekitar Rp 30 triliun per tahun akibat illegal fishing. Sementara menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2014, Indonesia merugi 4 miliar dollar AS per tahun akibat pencurian ikan tersebut. Tidak heran jika kemudian jajak pendapat juga menangkap sikap sebagian besar responden (80,8 persen) yang setuju dengan kebijakan pemerintah itu.

Khawatir

Di samping memberikan dukungan terhadap kebijakan luar negeri pemerintah, publik juga dibayangi kekhawatiran menyangkut dampak buruk bagi hubungan bilateral. Kecenderungan ini tidak lepas dari sikap publik yang cenderung hati-hati dalam urusan konfrontasi dengan negara lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com