Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Tak Kembali Blunder Pilih Budi Gunawan Jadi Wakapolri

Kompas.com - 23/02/2015, 10:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo diharapkan tidak membuat kesalahan lagi dengan menunjuk Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai wakil kepala Polri. Wacana penunjukan Budi sebagai wakil kepala Polri bisa kembali menjadi kontroversi.

"Kalau dipilih jadi wakil kepala Polri itu blunder karena publik sudah kadung mengecam dan nggak suka dengan BG. Kalau diangkat sebagai wakil kepala Polri, jadi langkah mundur Polri," ujar Kepala Bidang Penelitian dan Kajian Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Muhammad Isnur, di Jakarta, Minggu (22/2/2015).

Isnur menilai, wacana penunjukan Budi Gunawan sebagai wakil kepala Polri sama saja membohongi publik. Karena itu, dia berharap agar Polri tidak menyodorkan nama Budi kepada Presiden Jokowi.

"Jangan buat kesalahan, blunder kembali. Jangan sampai terjebak di lubang yang sama untuk sekian kalinya. Hati-hati karena tantangan Badrodin Haiti sekarang adalah reformasi Polri dan memulihkan nama baik kepolisian," ucap Isnur.

Presiden Jokowi telah membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai kepala Polri. Presiden menganggap pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Polri telah menimbulkan perbedaan pendapat di masyarakat.

Publik menolak Budi menjadi pemimpin Polri lantaran berstatus sebagai tersangka korupsi oleh KPK meskipun belakangan penetapan tersangka itu dianggap tidak sah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. (Baca: KPK Ajukan Kasasi atas Putusan Praperadilan Budi Gunawan)

Untuk menciptakan ketenangan dan memenuhi kebutuhan Polri terkait kepemimpinan definitif, Presiden memutuskan mengajukan calon baru kepala Polri, yakni Komjen Badrodin Haiti, yang kini menjabat Wakapolri.

Namun, setelah keputusan tersebut, beredar informasi yang menyebutkan Budi akan menjadi wakil kepala Polri. Jika DPR menyetujui Badrodin sebagai kepala Polri, jabatan wakil kepala Polri akan kosong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com