JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Bambang Widjojanto membenarkan bahwa ia mendapatkan ancaman teror bom melalui pesan singkat. Ia mengatakan, pesan tersebut diterimanya dari nomor 087864272394 pada Rabu (18/2/2015) pukul 22.45 WIB.
Merasa terancam, Nursyahbani lantas mengirim pesan singkat ke Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti pukul 23.40 WIB dan mengadukan pesan misterius yang diterimanya. Pesan singkat itu berisi "Ada bom di halaman rumahmu. Tunggu meledak".
Nursyahbani mengaku sudah seminggu terakhir mendapatkan pesan bernada ancaman ke telepon genggamnya. Dalam pesan singkatnya ke Badrodin, Nursyahbani meminta agar pengaduannya diperhatikan.
"Saya mau lapor, bahwa saya mendapat ancaman seperti ini dari nomor 6287864272394. Juga ancaman-ancaman lainnya seminggu terakhir ini. Mohon perhatian," ujar Nursyahbani saat dihubungi, Kamis (19/2/2015), menirukan pesan yang disampaikannya ke Badrodin.
Kemudian, sekitar pukul 23.42 WIB Badrodin membalas pesan singkatnya dan menyatakan kesediaannya untuk segera menyelidiki kondisi rumahnya. Pada pukul 00.56 WIB, Kepala Operasi Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu menghubungi Nursyahbani namun tidak sempat diangkat olehnya. Baru sekitar pukul 01.56, Daniel mengirimkan pesan singkat kepada Nursyahbani.
"Selamat pagi, maaf ibu, saya Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu. Kami mendapat info bahwa ibu ada mendapat ancaman. Tolong dilidik dan lakukan pengamanan," Nursyahbani menirukan pesan singkat yang dikirimkan Daniel.
Sekitar pukul 2.03 WIB, Nursyahbani mengirim pesan singkat kepada Daniel untuk memberitahu bahwa sejumlah petugas keamanan dan tim buser telah datang untuk menyisir dugaan bom di rumahnya. Namun, hasilnya nihil.
Daniel, kata Nursyahbani, berjanji akan melacak nomor asing tersebut dan segera menemukan pelaku. Setelah dilacak oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa pesan ancaman itu dikirim dari wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Sandra Moniaga, teman saya yang lapor ke BH juga, barusan mengabarkan setelah dilacak, pengancam dari wilayah NTB," kata Nursyahbani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.