JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto membantah menyindir Presiden Joko Widodo ketika menjadi pengisi seminar di Rakernas Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPSI), Senin (16/2/2015).
"Tidaklah, tidak. Kita kan enggak boleh gibah (membicarakan keburukan orang)," ujar Bambang seusai seminar di Ballroom Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, tersebut.
Sebelumnya, dalam acara seminar, Bambang mengatakan bahwa semua presiden di Indonesia menggunakan isu antikorupsi dalam setiap kampanye politiknya. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, korupsi tidak pernah tuntas diselesaikan.
Bambang memberikan contoh yakni mulai dari Presiden BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Presiden Joko Widodo saat ini. Seluruh ajang kampanye ketiga presiden tersebut penuh dengan janji-janji pemberantasan korupsi.
"Bahkan Presiden SBY melalui iklannya kan bilang, katakan tidak pada korupsi, nyatanya? Termasuk Presiden Jokowi," lanjut Bambang.
Bambang lantas memberikan contoh pada kepemimpinan Presiden Jokowi. Dalam ajang kampanye, Bambang menyebutkan bahwa pemberantasan korupsi tercantum di poin empat dari Nawacita. Sebagai gambaran, poin 4 dalam Nawacita berbunyi, "Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya".
Bambang mengisyaratkan bahwa janji Jokowi soal pemberantasan korupsi belum dapat dipenuhi. "Jangan sampai ini seperti penyakit yang seringkali menimpa buruh juga, suka dijanji-janjikan," ujar Bambang.
"Kan ada lagunya itu, 'Terlena... ku terlena'," lanjut dia seraya menyanyikan lagi dangdut yang dipopulerkan oleh Ike Nurjanah dengan judul "Terlena".
Aksi Bambang tersebut pun disambut tawa dan tepuk tangan perwakilan buruh yang hadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.