Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi, Segera Ajukan Calon Baru Kapolri dengan Segala Risiko Politik"

Kompas.com - 14/02/2015, 16:05 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat hukum tata negara Refly Harun menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebaiknya memutuskan untuk tidak melantik Komisaris Jenderal (Pol) Budi Gunawan sebagai kepala Polri. Setelah itu, Jokowi bisa memilih kepala Polri baru pengganti Budi Gunawan.

"Segera ajukan calon baru kepala Polri dengan segala risiko politik apa pun," kata Refly dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (14/2/2015).

Jika nantinya Jokowi memilih kepala Polri pengganti Budi, Refly menyarankan Presiden memerintahkan kepala Polri baru tersebut untuk melakukan audit internal terhadap proses penanganan kasus pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Bareskrim Polri.

Proses audit ini diharapkan bisa melihat lebih jauh apakah prosedur hukum dalam menangani kasus pimpinan KPK tersebut sudah sesuai hukum atau tidak.

"Apakah yang mereka lakukan itu sesuai hukum atau tidak. Kalau menemukan hal keliru dan salah, maka terbuka untuk SP3 (penghentian penyidikan)," kata Refly.

Selanjutnya, ia menyarankan Presiden memerintah kepala Polri yang baru nanti untuk memperbaiki hubungan Polri dengan KPK yang sempat bersitegang setelah penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka KPK.

Di lain pihak, ia menilai KPK perlu membentuk komite etik untuk menegakkan kode etik di jajaran pimpinan KPK, yang dipermasalahkan sejumlah pihak setelah kasus Budi Gunawan ditangani KPK.

"Sebagai imbangannya, KPK harus bentuk komite etik yang memungkinkan penegakan kode etik terhadap pimpinan KPK sehingga ada sinergi pemberantasan hukum yang baik antara KPK, Polri, dan mudah-mudahan Kejaksaan," sambung Refly.

Sejauh ini, Presiden Jokowi belum memutuskan soal polemik pergantian kepala Polri. Jokowi sempat berjanji akan mengambil keputusan dalam pekan ini. Namun, pada Jumat (13/2/2015), Jokowi hanya menyampaikan bahwa dia akan mengambil keputusan secepatnya.

Jokowi mengakui masih mempertimbangkan secara matang sejumlah aspek, baik segi politik, maupun aspek hukum terkait pencalonan Budi. Ia pun mengaku akan mempertimbangkan hasil pertemuannya dengan sejumlah tokoh, termasuk dengan petinggi partai Koalisi Indonesia Hebat dalam memutuskan nasib Budi Gunawan.

Sementara itu, Budi tengah mengajukan gugatan praperadilan terkait penetapannya sebagai tersangka KPK. Putusan praperadilan akan dibacakan hakim pada 16 Februari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com